Tergerusnya pengguna bahasa daerah itu disikapi Asosiasi Ikatan Dosen Budaya Daerah (Ikadbudi) dengan menggelar pertemuan yang membahas perkembangan bahasa daerah pada 24-26 Oktober 2016 lalu. Meski keberadaan bahasa Madura memiliki jumlah penutur yang banyak dan budayanya juga kuat, namun hingga kini belum ada jurusan ataupun program studi bahasa Madura di universitas-universitas yang ada di Indonesia. Padahal bahasa Madura perlu diperhatikan agar memiliki dasar yang kuat dan bisa sejajar dengan bahasa dengan penutur yang banyak lainnya.
Fenomena tergesernya kearifan lokal, menurut Sri Sulistiani berawal dari keluarga. Zaman sekarang, bahasa pertama bagi anak-anak adalah bahasa Indonesia, bukan bahasa Jawa atau bahasa daerah lain. Beruntung, gubernur Jawa Timur menyorot hal ini dengan sangat baik sehingga membuat peraturan gubernur no. 19 tahun 2014 tentang bahasa Daerah menjadi mulok wajib di Jawa Timur sejak SD hingga SMA. Untuk pulau Jawa menggunakan bahasa Jawa dan pulau Madura menggunakan bahasa Madura.
"Dulu mencari guru bahasa daerah sangat sulit. Karena itu banyak sekali guru tidak linier mengajar bahasa daerah," ujar Sulistiani.
Menurut Sulistiyani, bahasa daerah-bahasa daerah memuat berbagai kearifan lokal yang baik bagi masyarakat di Indonesia. Ia mencontohkan bahasa Jawa yang memiliki tata bahasa dan kosakata kaya dan rumit. Kerumitan itu karena dipenuhi dengan sopan santun dan saling menghormati sesama manusia. Tak hanya itu, patrap/sikap dalam budaya Jawa juga cukup kental. Ucap yang sopan serta santun dan patrap yang mengerti unggah-ungguh basa sesama orang lain adalah ciri khas dalam budaya Jawa. "Pelestrian bahasa daerah dan kearifan lokal harus selalu diperjuangkan," paparnya.
Sebagai wujud pelestarian bahasa Jawa, jurusan bahasa Daerah FBS Unesa selalu mengadakan lomba-lomba yang kental dengan budaya serta bahasa daerah, seperti: lomba guritan, nembang mocopat, bernyanyi campur sari, hingga diadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) berbahasa Jawa se-nasional. Tak hanya itu, jurusan bahasa Daerah selalu mengadakan pentas rutin seperti pentas wayang dan ketoprak di FBS, serta tampil menyanyikan lagu campur sari di TVRI yang disiarkan tiga kali setahun. (chikita)
Share It On: