Dalam sambutannya, Dwi Wahyu, Kepala SMAN 1 Talun yang bertindak sebagai tuan rumah mengakui kesenjangan antara guru dan murid dalam hal adaptasi teknologi. Menurutnya, guru sulit mengejar kemampuan siswa dalam memanfaatkan teknologi informasi. "Oleh karena itu, saya turut senang dengan adanya pelatihan seperti ini dan berharap kegiatan ini mampu mengatasi persoalan yang dialami guru dan siswa tersebut," ujarnya.
Dalam melihat perilaku generasi muda di media sosial, Danang Tandyonomanu, salah satu pemateri, menyarankan orang tua untuk ikut memahami cara berpikir mereka. Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Unesa ini mengklasifikasikan generasi muda saat ini ke dalam kelompok generasi Z. "Mereka ini fasih menggunakan teknologi sejak usia dini dan sangat intens berkomunikasi melalui jejaring sosial," terangnya.
Lebih lanjut, Danang meminta orangtua mengantisipasi karakter negatif generasi Z yang internet minded, serba instan, dan kerap sibuk sendiri dengan gadgetnya. Pengajar komunikasi pendidikan ini mengusulkan pihak sekolah turut adaptif terhadap perkembangan teknologi. "Untuk memaksimalkan potensi mereka (generasi Z), sekolah bisa memikirkan pengembangan metode pembelajaran yang mengadopsi teknologi," tambahnya.
Dalam tataran lebih teknis, kegiatan ini memberikan panduan dalam bermedia sosial dengan baik. Tsuroyya, pemateri selanjutnya, menekankan pentingnya kecakapan pengguna agar terhindar dari kasus pelanggaran UU ITE Nomor 11 Tahun 2008. Ia meminta pada audiens untuk senantiasa berhati-hati dalam menulis status di akun medsosnya. "Biasakan untuk cek, review, dan mempertimbangkan sebelum mem-posting komentar Anda karena kalimat yang sudah ditampilkan akan tercatat, meski telah dihapus," terang lulusan Ohio State University ini.
Peserta tampak seksama dan antusias saat mengikuti kegiatan pelatihan ini. Seperti Aditya, siswa SMAN 1 Talun ini, bertanya tentang strategi menghadapi bully di media sosial. Tak ketinggalan Riska dari, SMAN 1 Garum, turut berpendapat tentang pencurian konten yang kian marak di internet.
Pelatihan yang ditujukan pada guru dan siswa ini diikuti oleh sekitar 100 perwakilan pengurus OSIS SMA se-Kabupaten Blitar. Kegiatan ini juga dihadiri pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Kabupaten Blitar, Kepala SMAN se-Kabupaten Blitar, dan perwakilan guru. Selain membekali peserta dengan kemampuan bermedia sosial, pelatihan ini juga melatih siswa berlatih menulis kreatif di internet. (DIT/DEF/ful/Humas)
Share It On: