Api diperkirakan muncul kali pertama sekitar pukul 01.15. Beberapa saksi mengatakan, api muncul kali pertama dari lantai 2. Pandu menerangkan, sekitar pukul 01.20 arus listrik di markas BEM FMIPA terputus. Belakangan diketahui, alirannya memang sengaja diputus oleh penjaga malam.
Pandu kemudian keluar mendapati beberapa orang berlarian. Namun, saat itu dia belum curiga. Baru setelah ada yang berteriak kebakaran, dia mencari sumber suara dan mendapati api telah membumbung tinggi di atap kantor dekanat FMIPA yang juga disebut sebagai gedung D-1 FMIPA tersebut. "Waktu saya lihat, apinya sudah membesar dan menyala terang, seperti api unggun, " ungkap mahasiswa Jurusan Fisika berusia 20 tahun itu.
Petugas PMK yang mendapatkan informasi langsung mengerahkan sebelas unit armadanya ke lokasi kebakaran. Termasuk beberapa unit mobil tangki dan unit pumper. Kasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran, Ari Bekti Iswantoro mengatakan, pihaknya sempat kesulitan mencari sumber air sebab sumber air di Unesa terlalu dangkal sehingga sulit dipompa.
"Hampir seluruh bangunan terbakar habis. Mungkin hanya menyisakan 10 persen di bagian depan, " ujarnya. Dugaan awal, kebakaran berawal dari korsleting di lantai 2. Namun, untuk penyebab pastinya, pihaknya masih menunggu hasil uji forensik dari Labfor Polri Cabang Surabaya.
PMK butuh waktu sekitar satu jam untuk menjinakkan api. Setelah itu, mereka melakukan pembasahan hingga menjelang pukul 05.00. " Kami hanya ingin memastikan tidak ada bara yang tersisa, " lanjut Ari.
Sementara itu, Dekan FMIPA Unesa, Prof. Dr. Suyono menjelaskan, gedung tersebut dibagi menjadi dua bagian. Lantai I digunakan untuk ruang administrasi fakultas, termasuk ruang dekan dan pembantu dekan sedangkan lantai 2 dipakai untuk Pusat Sains dan Matematika Sekolah (PSMS). PSMS merupakan pusat studi pendidikan FMIPA yang diketuai Guru Besar FMIPA Unesa Prof. Dr. Muhammad Nur.
Suyono mengatakan, sebagian besar barang yang ada di gedung berukuran 12x20 meter tersebut merupakan arsip-arsip kepegawaian. "Arsip mahasiswa aman karena ada di gedung BAAK, " terangnya. Selain itu, peralatan elektronik untuk pembelajaran, seperti komputer dan laptop ada di sana, ditambah lagi buku-buku yang ada di ruang PSMS.
Rektor Unesa Prof. Dr. Muchlas Samani tidak berkomentar banyak soal insiden kebakaran tersebut. Kemarin rektor datang ke lokasi kebakaran dengan mengenakan setelan kaus putih dengan celana model tiga perempat warna krem. Selama proses pemadaman, ia tampak terdiam menyaksikan bangunan yang usianya lebih dari 20 tahun itu perlahan menjadi puing.
Sesekali dia berbicara kepada Suyono. "Dulu ruangan saya di situ. Yang jelas, di PSMS itu banyak buku baru dan langka, " ungkapnya kepada Suyono. Selain itu, diduga kuat hasil-hasil penelitian terkait sains dan matematika tersimpan di situ.
Kepala Humas Unesa, Heru Siswanto menyatakan, insiden kebakaran tersebut tidak lantas membuat perkuliahan terganggu. "Yang terganggu hanya sistem administrasi kepegawaian, " ujarnya. Saat ini pihaknya sedang berupaya menginventaris barang yang ada di dalam gedung tersebut. Termasuk mencari kemungkinan adanya barang yang masih bisa diselamatkan.
Sementara itu, paginya Polsek Gayungan memeriksa dua orang saksi. Mereka adalah Yudhianto dan Sujito, dua petugas kebersihan FMIPA.
(Diadaptasi dari Harian Jawa Pos, 3 Desember 2011)
Share It On: