www.unesa.ac.id
Berdasarkan observasi di kedua UKM tersebut dapat diketahui bahwa proses pembuatan keripik tempe masih menggunakan cara yang sederhana, yakni dengan cara tempe batangan di iris hingga tipis-tipis menggunakan pisau.
Selanjutnya dicampur dengan adonan dasar untuk lapisan irisan tempe tipis. Adonan dasar ini meliputi tepung beras, tepung tapioka, telur ayam, air dan bumbu-bumbu. Setelah itu masuk dalam tahap penggorengan dan pengemasan. Setelah dilakukan observasi permasalahan yang timbul dalam proses pembuatan kripik tempe adalah saat penggorengan dam penisiran.
Selama Proses penggorengan keripik tempe dilakukan dengan menggunakan wajan kecil berdiameter 60 cm yang diletakkan di atas kompor gas. Hal ini menyebabkan keripik tempe rawan gosong dan udara panas selama penggorengan menyebabkan karyawan kelelahan karena kepanasan dan dehidrasi. Dalam proses penggorengan 4 kg keripik tempe membutuhkan waktu 4-5 jam keripik tempe, hal ini dirasa sangat memakan banyak waktu. Sedangkan proses penirisan keripik tempe hanya didiamkan pada wadah anyaman bambu sederhana sehingga kurang efektif dan efisien.
Melihat permasalahan kedua UKM keripik tempe tersebut, dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya, Dr. Djoko Suwito, M.Pd., Wahyu Dwi Kurniawan, M.Pd., dan Akhmad Hafizh Ainur Rasyid, M.T., sepakat untuk membantu UKM mitra melalui Program Penerapan Teknologi Tepat Guna Kepada Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2019.
Melalui program ini, permasalahan UKM mitra akan diselesaikan dengan menerapkan mesin penggoreng semi otomatis dan mesin spinner. Berdasarkan hasil implemetasi mesin tersebut, memberikan banyak dampak bagi UKM mitra diantaranya Proses penggorengan menjadi lebih praktis dan tidak khawatir gosong karena suhu minyak dapat terkontrol, Menghemat konsumsi LPG yang semula 2 hari menjadi 4 hari, Proses penirisan menjadi lebih efektif, Meningkatkan kualitas produk keripik tempe karena kandungan minyak pada keripik dapat diminimalkan dengan menggunakan mesin spinner, Meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan, dan Meningkatkan produktivitas UKM mitra yang semula 10 kg/hari menjadi 15 kg/hari.
“Program semacam ini sangat penting bagi pemberdayaan UKM karena kontinyuitas usaha akan tetap terjaga dan dapat terus berkembang dalam era 4.0 seperti sekarang ini. Terimakasih Ristekdikti yang telah mendanai kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan baik,” ujar Dr. Djoko Suwito, M.Pd, selaku ketua pelaksana kegiatan. (Mdna/why)
Share It On: