www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Focuss Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Vasa Hotel Surabaya pada Kamis malam, 26 Oktober 2023 membahas optimalisasi kelembagaan dan sumber daya UNESA sebagai PTN-BH.
Sebagai narasumber, hadir dua pakar yaitu, Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed., dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus Direktur SDM Ditjendikti, dan Prof. Dr., rer., nat., Abdul Haris Wakil Rektor 1 Universitas Indonesia.
Mohammad Sofwan menyampaikan aspek regulasi terkait dosen di perguruan tinggi. Menurutnya, Undang-Undang ASN yang baru saja ditandatangani memiliki dua pasal yang secara eksplisit menyatakan, bahwa semua unit kerja pemerintah hanya boleh diisi ASN.
Dengan kata lain, semua pegawai di unit kerja pemerintah harus merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Selain itu, di dalamnya juga terdapat integrasi angka kredit.
Dalam pengelolaan ini, terdapat tiga lapisan yang terlibat. Pertama, lapisan Kementerian sebagai lapisan paling atas. Kedua, lapiran perguruan tinggi yang diberikan delegasi kewenangan untuk mengelola dosen, termasuk regenerasi. Ketiga, lapisan dosen, tujuannya, agar dosen dapat fokus pada tridarma perguruan tinggi.
Perubahan dalam penilaian kinerja dosen, khususnya bagi mereka yang merupakan PNS. Saat ini, penilaian tersebut tampaknya berfokus pada kinerja akademik. Namun, berdasarkan manajemen talenta yang akan dikeluarkan, penilaian tersebut bakal berubah.
"Dalam sistem baru ini, penilaian tidak hanya akan mencakup aspek substansi (seperti kinerja akademik), tetapi juga aspek non-substansi seperti disiplin dan kejujuran. Ini bagian dari upaya untuk menciptakan Sistem Kinerja Pegawai (SKP) yang lebih komprehensif dan seimbang," ucapnya.
***
www.unesa.ac.id
Prof Abdul Haris pada kesempatan itu dia menyampaikan kiat mencapai target bagi perguruan tinggi PTN-BH menuju kampus top global. Menurutnya, ada tiga poin dasar yang perlu diperhatikan.
Pertama, reputasi yang berupa pendapat orang lain tentang suatu universitas. Kedua, merek atau brand yang dilakukan pihak instansi pendidikan tinggi untuk menjelaskan secara lengkap dan keseluruhan perihal kampusnya.
Ketiga, manajemen reputasi yang merupakan proses profesional dalam mengkomunikasikan merek dan bekerja dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan reputasi instansi.
Lebih lanjut Abdul Haris menjelaskan enam hal penting bagi PTN-BH untuk mencapai top global university. Pertama, global alliance, sebuah kemitraan bersama industri strategis dan unggulan yang aktif untuk perubahan perguruan tinggi.
Kedua, global SDGs yang menunjukkan suatu keterlibatan aktif perguruan tinggi dengan mitra-mitra utama pada kegiatan SDGS yang merupakan bukti partisipasi.
Ketiga, global innovation yang mengharuskan suatu instansi untuk berinovasi dengan mitra lintas sektor pada program-program baru. Keempat, global research, di mana setiap perguruan tinggi perlu untuk mempublikasikan penelitian yang berdampak tinggi di seluruh bidang dan sektor utama.
Kelima, global participation yang harus dilakukan perguruan tinggi untuk menampilkan keahlian melalui kolaborasi seputar topik utama yang menarik. Dan yang terakhir ialah global mobility yang menekankan setiap kampus harus memfasilitasi dan mensupport seluruh elemennya ketika meniti karir akademis di luar negeri.
"Enam hal di atas akan lebih maksimal apabila disokong dengan sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi sebuah kampus untuk meraih dan sejajar dalam lingkup top global university," ucapnya.
Sepuluh hal yang dimaksud yaitu, kualitas riset, kualitas mahasiswa dan lulusan, bermitra atau bekerja sama dengan universitas luar negeri, kualitas kegiatan atau konferensi, peringkat dunia universitas, kualitas fasilitas, peringkat nasional atau domestik.
Selain itu, juga perlu pengalaman kemitraan rekan kerja, university's subject rank, dan word of mouth from friends/colleagues. Kegiatan ini dihadiri rektor dan para wakil rektor beserta jajarannya, para dekan, direktur, kepala lembaga dan dosen selingkung UNESA.[]
***
Reporter: Sindy Riska/Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: