Mahasiswa selingkung UNESA mengikuti talkshow kebangsaan, kerja sama FKPT Jatim dan UNESA melalui Direktorat Mawal.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur melalui bidang Pemuda dan Pendidikan bersama Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni (Ditmawal) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar rentetan kegiatan, salah satunya Talkshow Kebangsaan di kampus ‘Rumah Para Juara’ pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Talkshow Kebangsaan dengan tema “Peran Gen-Z dalam Mencegah Radikalisme dan Terorisme di Perguruan Tinggi” itu dihadiri narasumber dari BNPT Mayjen TNI Roedy Widodo selaku Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, dan Listiyono Santoso, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.
Pada kesempatan itu, Mayjen TNI Roedy Widodo memperkenalkan 7 program prioritas tahun 2024 yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) menurut Perpres No.7 Tahun 2021.
Program yang dimaksud diantaranya, program perlindungan perempuan, anak dan remaja, program pembentukan desa siap siaga, program pembentukan sekolah damai, dan program pembentukan kampus, hingga program kerja evaluatif lainnya.
“Program ini berbasis pendekatan komprehensif atau menjangkau semua agar semakin kuat sinergi seluruh elemen dalam memasifkan upaya pencegahan atau penanggulangan ekstrimisme dan radikalisme yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan negara,” ucapnya.
Pimpinan UNESA bersama jajaran FKPT, dan narasumber dari BNPT dan Unair
BNPT telah menjalani tugas, pokok dan fungsinya dengan maksimal dalam penanggulangan terorisme yang berakar dari sikap intoleransi. “Hasil penelitian BNPT menunjukkan, dari keempat indikator yakni Toleransi, Intoleransi Pasif, Intoleransi Aktif, dan Intoleransi Terpapar, indikator toleransi masih terhitung 70 persen,” bebernya.
Angka ini mewakilkan status Indonesia yang masih tergolong aman dari ancaman terorisme. Namun, tercatat sejak tahun 2023 lalu, pola serangan terorisme diakui bertransisi ke dunia maya, berbeda dengan serangan sebelumnya yang lebih bersenjata.
Listiyono Santoso mengungkapkan, penyebaran informasi yang mudah dan cepat, didukung banyak aplikasi hingga medsos membuat generasi muda termasuk Gen-Z sangat rentan terpapar radikalisme.
“Anak-anak kita kalau pegang gadget berlebihan bisa saja menemukan informasi atau tayangan yang sedikit demi sedikit mempengaruhi cara berpikir dan bertindak mereka,” ucapnya.
Dia menegaskan, cara kerja algoritma media sosial juga bisa memperparah kerentanan tersebut. “Cara menyerap informasi-lah yang menjadi persoalan, karena kemampuan berpikir kritis mulai melemah. Ketika ada informasi apa langsung percaya, padahal sumbernya tidak jelas,” tambahnya.
Karena itu, dia mengajak anak-anak muda, termasuk Gen-Z untuk selalu waspada dan kritis terhadap berbagai informasi seputar paham-paham yang bisa mengancam keutuhan masyarakat, dan keutuhan bangsa-negara. “Hal-hal seperti ini harus kita beritahu dan sebarkan kepada teman-teman, agar juga waspada dan kritis memilah informasi,” tukasnya.
Wakil Rektor III UNESA menyampaikan beberapa hal terkait pentingnya kolaborasi menanggulangi paham radikalisme di kampus dan masyarakat.
Selain talkshow, BNPT dan UNESA juga mengadakan podcast di Studio Kece TV by UNESA yang dipandu Rane Hafied seorang podcaster nasional. Narasumber sesi 1 dari BNPT, Mayjen TNI Roedy Widodo selaku Deputi bidang pencegahan, perlindungan, dan deradikalisasi.
Pada sesi 2 menghadirkan Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel (Sus) Harianto, Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan, dan Wakil Rektor Bidang III UNESA Bambang Sigit Widodo yang juga sebagai Ketua Bidang Pemuda dan Pendidikan di FKPT Jawa Timur.
Rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan Youth of Indonesia Festival Band Pelajar SMA se-Jawa Timur. Ada 9 band yang berhasil masuk ke tahapan final yang tampil dari 30 grup band SMA yang mendaftar.
Tujuan kegiatan ini untuk menguatkan rasa kebangsaan melalui musik, karena 2 lagu yang dinyanyikan adalah 1 lagu wajib kebangsaan dan 1 lagu wajib daerah. Acara diakhiri dengan tasyakuran dengan pemotongan tumpeng karena UNESA dinobatkan sebagai kampus kebangsaan oleh BNPT.[]
***
Reporter: Joy Nathanael (Fisipol), dan Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: