Konversi IKIP ke universitas membuat Unesa juga harus mengembangkan ilmu murni selain bidang pendidikan yang tetap diunggulkan. Menyadari tantangan dan peluang berkembangnya bidang media yang bakal pesat pada era milenium ini, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) membuka program studi (prodi) baru S-1 Ilmu komunikasi. Prodi yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Dikti ini diluncurkan secara resmi oleh Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. di gedung I-6, Auditorium FIS, Kampus Ketintang. "Infrastruktur dan sumber daya manusia sudah siap. Tim ini harus bekerja lebih keras lagi agar lulusannya nanti dapat diterima dengan baik di dunia kerja dan masyarakat," tuturnya.
Latar belakang pendirian prodi ini didasari atas upaya pengembangan pendidikan, dalam artian bahwa kompetensi dalam berkomunikasi akan berpengaruh pada profesionalisme seorang guru. Guru dikatakan profesional jika dalam berinteraksi pada proses pembelajaran dapat mentransfer pengetahuan secara efektif. Karena itu, proses pendidikan tidak bisa terlepas dari pengaruh aktivitas komunikasi dengan institusi sosial lain di luar kegiatan pembelajaran di kelas, seperti pengaruh yang ditimbulkan oleh industri media, komunikasi sosial-budaya, komunikasi politik, komunikasi pembangunan dan sebagainya.
Tidak hanya skill dalam komunikasi yang diutamakan, namun lulusan ilmu komunikasi juga diarahkan memiliki skill membuat model pembelajaran dan media pembelajaran. Hal ini yang membuat prodi ilmu komunikasi di Unesa berbeda dengan universitas lain yang lebih dulu memiliki prodi ilmu komunikasi. "Tujuan prodi ini didirikan dengan karakteristik mampu menciptakan model dan media yang baru dalam pembelajaran sehingga inovasi-inovasi itu akan ditularkan kepada calon pendidik," terang Dekan FIS, Dr. Ketut Prasetyo, M.S. "Meski demikian, masih tetap ada konsentrasi kelimuan lain seperti media massa dan publik relation," imbuhnya.
Untuk membangun prodi baru ini, Unesa sudah menyiapkan delapan dosen, enam di antaranya telah bergelar master, seorang doktor, dan seorang guru besar. Jumlah dan komposisi itu telah memenuhi ketentuan pembukaan prodi baru yang disyarakatkan Dirjen Dikti. Tidak hanya akademisi murni yang dilibatkan untuk menempa mahasiswa di prodi ini. Prodi ilmu komunikasi Unesa juga bekerjasama dengan praktisi di media massa sebagai dosen tidak tetap atau dosen tamu. Hal ini dilakukan agar lulusan prodi ini mampu berkembang dan lulus sesuai dengan bidangnya. Karena itulah Unesa menerapkan kebijakan komposisi dosen akademi dan praktisi berbanding 50:50. (Chandra Kirana/Wahyu/Byu)
Share It On: