Awal masuk ke dunia politik, Rahman bergabung di organisasi Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) pada 1995. Saat itu, dia dan kawan-kawannya menghendaki perubahan di Indonesia dengan tuntutan hapus Dwi fungsi ABRI, cabut paket 5 undang-undang politik, kebebasan pers, naikkan upah buruh/ pekerja sampai turunkan Presiden Soeharto. Aktivitas diskusi dan demonstrasi pada saat itu, membuat dia semakin yakin memilih jalur politik.
Respons orang tuanya terhadap aktivitas selama ini sangat mendukung, karena menganggap jalur politik yang diambil merupakan pilihannya sendiri. Tentu, dengan segala resiko yang didasarkan atas pengalaman ilmu (kuliah S1 PPkn, S2 IIS) dan aktivitas/organisasi.
Banyak suka maupun duka dalam aktivitasnya saat ini. Di perpolitikan, khususnya di KPU sangat dinamis, sehingga menjadi sangat menarik bagi aktivitasnya saat ini, baik dengan partai politik, masyarakat, pemerintah dan ada regulasi/perundang-undangan. "Prinsipnya harus tetap belajar dan belajar karena regulasinya mengalami perubahan cukup dinamis, dan yang dihadapi itu parpol, masyarakat, pemerintah jadi independensi dan profesionalitas yang tinggi," jelasnya.
Pilihannya terjun di politik membuahkan hasil. Dia terpilih menjadi Komisioner KPU Kabupaten Bojonegoro periode 2014-2019. Pilihannya menekuni jalur politik itu didasarkan pada faktor disiplin ilmu yang dimiliki yaitu S1 PPKn dan S2 Prodi Ilmu-Ilmu Sosial. "Disamping itu, saya suka berorganisasi," ungkapnya.
Jika dirunut ke belakang, sepak terjangnya menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro tidak lepas dari pengalamannya di masa lalu. Sebelum menjadi seperti ini, di kala masih muda dulu, dia aktif di berbagai organisasi, diantaranya, OSIS, Pramuka, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Selain itu pula, alumni S1 Prodi PPKn angkatan 2000 ini sempat mengalami suka dan duka menjadi remaja yang tinggal di desa.
"Di desa saya, fasilitas pendidikan kurang memadai, sehingga saya melanjutkan studi di luar kecamatan. Oleh karena itu, saya harus ekstra belajar agar saya tidak kalah dengan murid-murid dari daerah sekitar," ungkapnya.
Sebagai alumni IKIP Negeri Surabaya yang berprofesi sebagai seorang komisioner KPU, pasti ada saja tantangannya. Namun semua itu harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan kecermatan. "Alhamdulillah, lancar-lancar saja. Kalau ada masalah, harus segera diselesaikan, jangan menunda-nunda waktu," tandasnya. (Rudi Umar)
Share It On: