www.unesa.ac.id
Selain jalan sehat, rangkaian acara juga meliputi kegiatan akademik berupa pertemuan Dekan Keolahragaan seluruh Indonesia yang berasal dari 16 Perguruan Tinggi. Sebanyak 58 delegasi hadir dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga hari mulai 30 November sampai 02 Desember 2018 di Auditorium lantai 11 gedung rektorat Unesa Lidah Wetan. Rektor Unesa Prof.Dr. Nurhasan, M.Kes menyampaikan bahwa tahun ini Unesa menjadi tuan rumah pertemuan Forum Dekan Keolahragaan dan diharapkan pertemuan tersebut menghasilkan masukan positif bagi perkembangan Fakultas Olahraga ke depannya. Seperti diketahui, forum tersebut merumuskan berbagai isu pendidikan yang muncul di tahun 2018 ini, yang menjadi sorotan utama adalah sistem baru seleksi penerimaan mahasiswa baru di jalur SBMPTN, diantaranya dengan mengganti sistem tes keterampilan di bidang olahraga dan seni. Pada tahun-tahun sebelumnya, dilakukan tes keterampilan awal saat pendaftaran, maka tahun 2019 sistem seleksi olahraga menggunakan portofolio.
Prof.Dr. Soegiyanto Kaprodi S2 dan S3 Pendidikan Olahraga, delegasi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengatakan bahwa pertemuan menghasilkan rumusan berupa rekomendasi yang akan disampaikan ke Kemristekdikti bahwa seleksi keterampilan tetap penting dilaksanakan untuk mencari potensi dan kualifikasi para calon pendaftar. Pasalnya, sistem portofolio yang mempercayakan sekolah dan pengalaman kejuaraan untuk melihat prestasi di bidang olahraga belum bisa menunjukkan potensi maksimal setiap calon mahasiswa baru (Maba). Hal yang sama juga diungkapkan Dr. Budi Valianto, Dekan FIK Universitas Negeri Medan (Unimed). Kebijakan baru SBMPTN itu mungkin bisa diterima dan sangat bagus bagi jurusan lain. Namun sangat tidak adil jika itu juga diterapkan di fakultas atau jurusan berbasis keterampilan seperti Fakultas Olahraga dan Seni. Maka dari itulah, Forum Dekan Keolahragaan se-Indonesia itu hadir untuk melakukan kajian bersama.
Dr. Budi Valianto menegaskan bahwa tes keterampilan sebaiknya tetap diadakan. Sebab itu merupakan modal awal bagi bagi calon mahasiswa yang masuk ke fakultas atau jurusan seperti Olahraga dan Seni. Karena jika tidak memiliki modal awal, maka dikhawatirkan kualifikasi studinya tidak maksimal.
Sementara Ketua Tim Rekomendasi Forum Dekan Keolahragaan se-Indonesia, Dr. Wahyudi mengatakan bahwa tim rekomendasi tersebut juga akan melakukan penilaian sejauh mana efektifitas jalur Portofolio yang akan digunakan dalam SBMPTN 2019 itu. Kualifikasi mahasiswa hasil dari tes portofolio itu akan dibandingkan dengan kualifikasi mahasiswa yang mengikuti tes keterampilan. Tapi biasanya, berdasarkan pengalaman tim di fakultas masing-masing, dari segi skill jauh lebih baik menggunakan tes keterampilan dibanding tes portofolio.
Pria yang juga sebagai Ketua Prodi S2 Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Bali itu menegaskan dalam forum tersebut sudah disepakati bahwa untuk seleksi masuk perguruan tinggi tidak bisa mengandalkan portofolio saja, namun perlu dilakukan tes keterampilan yang memadai. Dalam siaran pers Kemristekdikti Oktober lalu secara redaksi tidak meniadakan tes keterampilan. Maka pihaknya akan menyampaikan rekomendasi itu sesegera mungkin. “Hari Senin 3 Desember rekomendasi sudah terbit dan langsung dikirim oleh tim ke pusat,” tambah Wahyudi usai mengikuti jalan sehat dalam gebyar Dies Natalis ke-54 Unesa kemarin.
Dr. Wahyudi menambahkan bahwa rekomendasi itu harus dipertimbangkan oleh Pusat. Sebab, itu sangat penting dan menentukan masa depan generasi dan mempengaruhi kualifikasi lulusan Universitas itu sendiri. Terlebih fakultas atau jurusan Olahraga yang menuntut perkembangan skill yang cepat. Sehingga memerlukan calon mahasiswa yang berkualifikasi terbaik untuk memajukan SDM Olahraga serta memajukan bangsa Indonesia lewat prestasi para atletnya. (vin/why).
Share It On: