Buku itu mengisahkan lika-liku perjalanannya yang telah tinggal selama 10 tahun di Jerman hingga saat ini. Dengan gaya penulisan bercerita, membuat tulisan tersebut terasa lebih hidup, seakan-akan mengajak kita menjelajahi Jerman dan melihat segala keindahan di dalamnya. Mulai dari makanannya, minuman anggurnya yang khas, tempat-tempat wisata alam terbuka berupa taman-taman, transportasi modern yang memudahkan untuk pergi ke mana saja, keramahan dan kepedulian warga Jerman terhadap kaum lansia dan difabel, budaya kedisiplinan terhadap waktu, kemandirian yang tinggi warga Jerman dalam hidup sehari-hari serta pesta dan perayaan.
Tidak hanya itu, Gana juga memberikan tips dan trik hidup di Jerman dan bagaimana persiapannya sebelum pergi ke Jerman termasuk ungkapan-ungkapan bahasa Jerman yang perlu dikuasai. "Tidak semua orang Jerman mau berbicara bahasa Inggris. Walaupun begitu, beberapa ungkapan bahasa Jerman akan membuat orang Jerman lebih welcome kepada kita," pesan Yunnan, dosen bahasa Jerman yang sekaligus teman akrab perempuan bersuami orang Jerman ini.
Selain itu, menurut Gana, sebagai warga Indonesia, kita tidak hanya bisa berbahasa asing, tapi alangkah baiknya kalau kita juga memiliki kemampuan atau ketrampilan yang lain, terutama yang berhubungan dengan budaya dan kesenian Indonesia sendiri. Selama acara berlangsung, Gana menantang para mahasiswa yang bisa nembang Jawa dan disuruh praktik langsung. Tak hanya itu, Gana juga ikut menembang dengan merdu. Gana juga pandai menari beberapa tarian Indonesia. Semua ketrampilan inilah yang telah membawa ia berkeliling dunia.
Menulis merupakan salah satu bagian yang membuat Gana semakin terkenal. "Setiap hari menulis, setiap ada waktu senggang, juga menulis" adalah moto perempuan kelahiran Semarang ini. Saat menulis buku Exploring Germany, ia hanya diberi waktu 3 bulan untuk merapikan semua tulisan yang sempat ditolak oleh penerbit. Dengan kesibukan yang begitu padat, ia bisa menyelesaikannya dengan sempurna. "Bagi mahasiswa yang memiliki hobi menulis dan atau membaca, bisa dikembangkan bersama Gana Stegmann," pesan Dr. Subandi, M.Litt, Wakil Dekan I FBS Unesa.
Acara bedah buku ini juga diisi dengan beberapa penampilan dari mahasiswa bahasa Jerman sendiri, seperti bernyanyi dalam bahasa Jerman, menari tradisional Jerman, dan membagi info tentang beasiswa di Jerman. Info beasiswa di Jerman ini dibawakan langsung oleh mahasiswa dari jurusan bahasa Jerman sendiri yang baru saja pulang dari Jerman, Rosita Masita. (Fikri/Chikita/ful/Humas)
Share It On: