Kay Shan Tammy, atlet tenis Singapura (dua dari kanan-bertopi tanpa kacamata) bersama teman-teman satu timnya di sebelum berlaga di Lapangan Tenis FIKK UNESA.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Selain menjadi ajang kompetisi dan perebutan medali, ASEAN University Games (AUG) XXI 2024 juga memberikan kesempatan bagi tim delegasi masing-masing negara untuk merasakan suasana, budaya dan kuliner khas Jawa Timur (Jatim), Indonesia sebagai tuan rumah.
Tiba di United Color of Java, ada berbagai komentar atlet maupun pelatih delegasi berbagai negara tentang Jatim atau Indonesia pada umumnya. Seperti yang diungkapkan Thanakorn Srichaphan, pelatih tenis Thailand misalnya.
Dia mengaku baru kali pertama ini menginjakkan kaki di Surabaya dan Jawa Timur selama hidupnya. Ternyata, Surabaya baginya termasuk salah satu kota besar yang ramai lalu lintas dan kendaraannya.
Kendati demikian, dia tidak merasa kaget, sebab kota besar merupakan pusat ekonomi di mana banyak sekali orang-orang bekerja. Pun banyak perkantoran, sebagaimana di kota besar negara lainnya.
Thanakorn Srichaphan, pelatih tenis Thailand di Lapangan Tenis FIKK UNESA.
Thanakorn Srichaphan mengaku senang dengan orang Surabaya yang menurutnya sangat ramah menyambut dia dan timnya. Keramahtamahan itu tidak hanya ditemuinya di lokasi turnamen, tetapi juga di luar turnamen.
Menurutnya, orang-orang Surabaya juga baik-baik, senang membantu dan menunjukkan arah ketika ditanya sesuatu. Bagian yang bikin dia salut yaitu budaya saling sapa. "The people are nice (orang-orangnya baik)," ucapnya usai turnamen di UNESA pada Jumat, 28 Juni 2024.
Hal yang sama juga diungkapkan atlet futsal Brunei Darussalam, Syahmi Ikhwan. Menurutnya, orang Indonesia sangat ramah dan bikin nyaman. Dia mengaku senang bertemu dan bersapa dengan warga tuan rumah.
Kesan tersebut membuat dia dan teman-teman senegaranya sering membicarakan tentang orang Indonesia yang ramah dan selalu senyum menyapa. "I think the people here are really friendly (saya pikir orang di sini sangat bersahabat)," ucapnya.
Bagaimana dengan kuliner Jawa Timur? Max Jing Xuyeo atlet Tenis Singapura mengaku suka dengan rasa kerupuk yang di Surabaya. Hal itu berbeda dengan kerupuk di negaranya.
Max Jing Xuyeo atlet Tenis Singapura usai laga tenis di Lapangan Tenis FIKK UNESA.
Kerupuk di Surabaya sangat khas dan banyak varian rasanya. Bahkan setiap jenis makanan, jenis kerupuknya pun berbeda-beda. “Food is amazing and really yummy. I like green cicken (ayam cabe ijo), curry chicken and kerupuk,” ucap atlet Singapura peraih medali perak tenis nomor beregu putra itu.
Senada, Kay Shan Tammy, atlet tenis Singapura menyampaikan bahwa makanan di Jawa Timur enak-enak dan banyak sekali variannya yang bisa dipilih. Sikap orang Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya yang ramah membuatnya nyaman menikmati hidangan khas Jawa Timur.
Menurutnya, makanan yang ada di Indonesia ada yang rasanya hampir sama dengan makanan yang ada di negaranya, juga ada beberapa yang sangat berbeda rasanya. Menikmati banyak jenis makanan, membuatnya senang karena itu bagian dari wawasan kebudayaan yang penting diketahui.
Pelatih futsal Brunei Darussalam, Muhammad Abdul Azim mengatakan bahwa makanan di Surabaya termasuk sesuai dengan lidahnya, banyak rempah dan pedas.
Dia menceritakan pengalamannya ketika pertama kali mencoba mie pedas di Indonesia. Awalnya dia mengira mienya biasa dengan rasa yang pada umumnya yang ada di negaranya. Namun, ketika mencoba, dia terkejut, ternyata mienya sangat pedas.
Itu tidak membuatnya kapok, justru membuatnya ingin mengajak keluarganya di suatu hari nanti untuk liburan di Surabaya atau Jawa Timur sekaligus menjelajahi kulinernya. "After the tournament end, I wanna walk around Surabaya (setelah laga saya selesai, saya mau keliling Surabaya)," ucapnya. []
***
Reporter: Lina Lubabatul Karimah (FBS), Muhamad Ja’far Sodiq (FIP), dan Farhan Bachtiar (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas UNESA
Share It On: