Prof. Susan Ledger tekankan pentingnya kerja sama guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran efektif dan menyenangkan bagi peserta didik.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Labschool UNESA menghadirkan Prof. Susan Ledger, Ph.D. yang merupakan pakar pendidikan dari University of Newcastle, Australia, sebagai narasumber Studium Generale di Auditorium, Gedung Psikologi, Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya pada Rabu, 24 April 2024.
Direktur Labschool UNESA, Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd., mengatakan bahwa kegiatan dengan tema “Working Together: Effective Learning Environments, Teaching Strategies and Meeting the Needs of Students” ini bertujuan untuk optimalisasi pengelolaan pembelajaran berdasarkan pandangan, gagasan dan pengalaman pakar dari Australia.
“Bagaimana strategi pembelajaran, kerja sama, menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa di sana bisa jadi insight untuk kita di sini. Semoga guru dapat merefleksi dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam pembelajaran di kelas,” ucapnya.
Prof Sujarwanto memberikan penguatan dan sambutan dalam Stadium Generale Labschool UNESA.
Prof Sujarwanto menambahkan, kegiatan ini juga bagian dari program internasionalisasi Labschool UNESA melalui eskalasi level kegiatan, kompetensi guru, dan wawasan serta pengalaman para siswa dalam kegiatan skala internasional.
"Ke depannya, kami akan mengirim para siswa dan guru untuk mempelajari budaya kerja guru, teknologi, dan meramu multikultural yang ada di sana. Harapannya, para guru memiliki pengetahuan luas untuk mengoptimalkan pembelajaran," kata Prof Jar.
Prof Sujarwanto berharap melalui kegiatan ini, para guru dapat memiliki mindset global, mempunyai ambisi atau motivasi untuk terus belajar sehingga nantinya akan berdampak kepada pelayanan di sekolah dan pembelajaran di kelas.
Pada sesi materi, Prof Susan Ledger menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi bagi para guru di sekolah. Kerja sama dalam konteks ini bermakna luas yaitu bisa dengan sesama guru, siswa, orang tua siswa dan para stakeholders. Dengan begitu, lingkungan belajar yang efektif bisa terwujud.
Dia menambahkan, labschool berbeda dengan sekolah pada umumnya. Kelebihan labschool yaitu sekolah yang berdampingan dengan universitas di mana teori, metode, media, pendekatan, dan inovasi pembelajaran dihasilkan. Pun pakar pendidikan lahir dan dibentuk di sana.
“Labschool seharusnya tidak sama dengan sekolah lain, harus berbeda. Kebanyakan di sekolah, siswa lebih dipedulikan perkembangan kognitif, padahal terdapat aspek lain yang juga penting seperti perasaan dan kebugaran,” ucapnya.
Prof Susan Ledger membeberkan pilar-pilar pembelajaran yaitu keaktifan belajar, pengaplikasian teknologi, penelitian guru, dan pendidikan yang lebih spesifik. Selain itu, terdapat 4 pilar tanggung jawab jawab institusi yaitu pilar sosial, pilar lingkungan, pilar ekonomi, pilar hukum dan pemerintahan.
Didampingi Ketua Yayasan DWP UNESA Drs. Endah Purnomowati Nurhasan, M.Pd, Direktur Labschool UNESA Prof. Sujarwanto dan Prof Susan Ledger teken MoU kerja sama penguatan lembaga.
Hal lain yang penting diperhatikan terkait pembelajaran yaitu reality, equality, equity, dan liberation. Reality bermakna banyak orang yang membutuhkan, tetapi lebih diunggulkan kepada yang lebih tinggi umurnya, jabatannya dan sebagainya.
Sedangkan, equality bermakna sama rata. Selanjutnya, terdapat equity yang bermakna adil atau memberi lebih banyak kepada orang yang perlu. Dan liberation bermakna kebebasan. “Kita membutuhkan realiti dan equality, tapi equity lebih baik, oleh karena itu sistem pendidikan di sekolah semua guru dapat memberikan porsi yang sama dan adil kepada peserta didik,” ucapnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Yayasan Dharma Wanita Persatuan UNESA Dra. Endah Purnomowati Nurhasan, M.Pd., para guru, dosen, dan jajaran pejabat Labschool UNESA ini diakhiri dengan penandatanganan IA dan MoU antara Labschool UNESA dan University of Newcastle, Australia.[]
***
Reporter: Lina Lubabatul Karimah (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi tim Humas
Share It On: