www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya, Prodi Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya menggelar webinar nasional pada Kamis (20/8) bertema”Peluang dan Tantangan Sarjana Olahraga(S.Or) dalam Profesi Guru PJOK”.
Webinar menghadirkan beberapa materi. Diantaranya, Sekretaris Pendidikan Profesi Guru (PPG), Drs. Fatkur Rohman K, M.Pd, P4TK Kemendikbud, Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd., dan Ketua KKG PJOK Taman Sidoarjo Abdul Malik, S.Or.
Kepala Pengembang Laboratorium Ilmu Keolahragaan, Dr. Achmad Widodo, M.Kes, dalam sambutannya berharap webinar ini dapat memberikan gambaran mengenai peluang dan tantangan sarjana olahraga ke depan.
Dengan demikian, kata Achmad Widodo, lulusan Sarjana Olahraga mampu menjalankan tugas-tugas profesi sebagai guru dengan baik.
Sementara itu, Sekretaris Pendidikan Profesi Guru (PPG) Unesa, Fatkur Rohman mengatakan bahwa lulusan Ilmu Keolahragaan bisa menjadi guru PJOK sesuai amanah ketetapan kemendikbud.
"Ada jalur khusus di PPG kalau menjadi guru yaitu jalur dalam jabatan dan jalur prajabatan,” terangnya.
Jalur dalam jabatan, jelas Fatkur Rohman khusus untuk lulusan Ilmu Keolahragaan yang sudah menjadi guru baik PNS, non PNS maupun dari yayasan swasta. Sedangkan jalur Pra-jabatan teruntuk lulusan ilmu olahraga yang belum menjadi guru.
P4TK Kemendikbud Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd. menyampaikan tentang perbedaan lulusan ilmu keloahragaan dan pendidikan olahraga dalam profesi guru. Normalnya, terang Sugito pada Pendidikan Olahraga sudah didesain menjadi guru, sedangkan pada Ilmu Olahraga tidak didesain menjadi guru. Namun, lulusan Ilmu Keolahragaan bisa menjadi guru dengan mengikuti Pendidikan Profesi Guru Pra-jabatan selama 2 semester.
Ketua KKG PJOK Taman Sidoarjo Abdul Malik, S.Or menyampaikan beberapa poin peluang dan tantangan bagi Sarjana Olahraga. Peluangan pertama ribuan guru akan menghadapi masa berlaku tesdalam pelunjakan 2025. Kedua banyak yang dibutuhkan tenaga pendidik setiap daerah. Dan, terakhir punya hak yang sama sebagai pendidik.
“Sedangkan dalam tantangan lulusan ilmu keolahrgaan yaitu yang pertama banyaknya sarjana kependidikan yang fresh graduate, qualified dan tantangan kedua, pasca kebijakan moratorium semakin banyak tenaga yang belum terserap,” ujarnya. (fik/sir)
Share It On: