Forum yang dihajatkan sebagai persiapan 18 instruktur (trainer) program Indonesia Menulis yang dikemas dalam Jatim Menulis ini berlangsung seru dan sangat dinamis. Semangat mereka adalah menyukseskan program kerja sama antara Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Jatim ini.
Para instruktur Indonesia Menulis memang dipilih dari para "master" atau "pendekar" yang reputasinya tak diragukan dan telah malang melintang di dunia kepelatihan menulis. Mereka terdiri atas para akademisi, guru, juga jurnalis, konsultan media, serta praktisi komunikasi yang andal di bidang masing-masing.
Dalam forum yang dipimpin oleh Project Officer Indonesia Menulis, Much. Khoiri ini, tak satu pun instruktur yang tidak angkat bicara. Mereka saling menunjukkan kepiawaian dalam memersiapkan diri dengan tips dan trik yang mereka miliki. Tujuan mereka sama, yakni menyukseskan program Indonesia Menulis.
Jurus-jurus ampuh pun mereka keluarkan untuk menjadikan pelatihan dan pendampingan menulis untuk para guru, mahasiswa, dan Siswa SLTA se-Jatim yang dijadwalkan berlangsung pada 24-26 Maret 2012 ini benar-benar efektif dan mampu mencetak penulis-penulis andal. Mereka juga menginginkan agar pelatihan yang digawangi oleh tim kreatif Mitra Kreasindo Abadi (MKA) ini memiliki nilai plus dan tampil beda dibanding pelatihan-pelatihan pada umumnya. Tak heran, diskusi pun berlangsung ekstra-dinamis. Adu argumen yang konstruktif tak bisa dihindari dan menunjukkan, mereka memang para trainer berkelas.
Para pendekar pelatihan yang 100 persen alumni Unesa itu di antaranya adalah Dr. Suyatno, M.Pd. (Kahumas Unesa), Drs. Martadi, M.Sn., Anwar Kholil, S.Pd., M.Pd. (konsultan pendidikan World Bank), Drs. Moh. Nadjib, M.Si. Juga ada Rukin Firda dan Eko Prasetyo (keduanya redaktur senior dan editor bahasa Jawa Pos), Dra Sirikit Syah (dosen dan praktisi media watch, Ria Fariana (guru dan penulis produktif untuk karya kreatif remaja), serta Eko Pamuji (redaktur senior Harian Bangsa), dan beberapa lainnya.
Satu hal yang juga mencuat dalam forum itu adalah, keinginan para pendekar Unesa itu agar Indonesia Menulis tidak sekadar hanya kegiatan pelatihan menulis, tetapi menjadikannya sebagai bangunan besar yang menggarap lebih banyak lagi program untuk kemaslahatan bangsa, khususnya di bidang pendidikan.
Indonesia Menulis harus didesain sebagai gerakan yang masif dan sistemik. Jadi tidak sekadarpelatihan" kata Martadi.
Karena itu, pasca-launching dengan target menerbitkan empat buku, 2 Mei 2012 nanti, mereka sepakat berkolaborasi intensif untuk menggarap isu-isu global terkait dunia pendidikan. Targetnya, menjadikan Unesa memiliki peran besar dalam dunia pendidikan dan mampu menyuguhkan kontribusi positif dan konkret untuk negeri ini.
Indonesia Menulis memang mulai digerakkan dari Surabaya lewat bingkai Jawa Timur Menulis. Tetapi, ke depan sayap gerakannya akan menggelinding secara nasional. Bahkan, tak lama lagi akan ada pertemuan khusus utk mengonkretkan Indonesia Menulis sebagai gerakan yang masif dan sistemik sebagai antisipasi masuknya isu-isu global.
Kami merasa mendapat tambahan energi yang luar biasa dari teman-teman instruktur ini untuk menyukseskan program Indonesia Menulis. Kami juga siap berkolaborasi dengan tim kerja Unesa untuk memberikan kontribusi lebih konkret dan maksimal di dunia pendidikan dan apa saja untuk menjadikan bangsa ini berbudaya menulis, kata Khoiri seusai memimpin pertemuan tersebut. (indonesia-menulis.com/sha/im-Humas Unesa)
Share It On: