Rektor Unesa, Muchlas Samani, selaku koordinator pengawas UN, menyebutkan bahwa jangan sampai psikologis dan mental belajar siswa terganggu hanya gara-gara berita kebocoran soal dibesar-besarkan. "Mari kondisi siswa dalam belajar dijaga", ujar Rektor Unesa. Hal itu disampaikan saat telekonferensi terkait UN 2012 secara tertutup di ruang Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Jalan gentengkali Surabaya dengan Mendikbud, Muhammad Nuh di Jakarta.
Acara digelar pukul 16.00. Hadir dalam telekonferensi, Kadispendik Jatim Harun, Kadipendik Jombang Muntholip, Koordinator Pengawas UN yang juga Rektor Unesa Mukhlas Samani, Ketua Dewan Pendidikan Jatim Zainudin Maliki, dan Kakanwil Kemenag Jatim Sudjak.
Menurut Kadispendik Jatim Harun, Selasa (17/4/2012), di Jatim hingga saat ini tidak pernah ada penemuan kebocoran kunci jawaban maupun soal UN. "Sampai detik ini belum ditemukan kebocoran UN yang digembor-gemborkan ke media selama ini," katanya.
Mengenai foto seorang pengawas UN yang tertidur saat menjaga di sekolah Madiun di salah satu media, menurut dia, yang bersangkutan memang sedang sakit sejak malam. "Setelah selesai menjaga UN, dia tidak dijadikan pengawas lagi karena sakit," kilahnya.
Kadispendik Kabupaten Jombang Muntholip juga membantah pernyataan Dewan Pendidikan Jombang yang menyebut ada 66-70 persen bocoran kunci jawaban itu benar. "Sebetulnya yang ada itu memang beredarnya kunci jawaban palsu melalui SMS. Dijamin 100 persen tidak ada yang bocor, karena kami mengawal soal dari Surabaya hingga kecamatan atau subrayon bersama kepolisian, Tim Pengawas Independen Unesa dan Dewan Pendidikan," dalihnya.
Mukhlas Samani menyampaikan pesan Mendiknas, yakni ada dua hal yang perlu ditekankan. Yakni, memohon bantuan pers agar tidak membesar-besarkan pemberitaan soal kebocoran jawaban UN, karena mengganggu psikologi dan mental belajar siswa. Kedua, Mendiknas juga berharap kepada pengawas bisa bertugas dengan baik. (Suyatno-Humas)
Share It On: