Surabaya--Sebagai bekas IKIP, Universitas Negeri Surabaya memiliki core pendidikan. Para mahasiswa, khususnya yang memiliki konsentrasi di bidang pendidikan, diarahkan untuk dapat menjadi guru yang baik. Para mahasiswa tersebut dicetak sedemikian rupa agar benar-benar menguasai materi sekaligus memiliki karakter yang baik untuk dijadikan teladan oleh para muridnya kelak.
Saat mahasiswa pendidikan menginjak semester tujuh, mereka akan diterjunkan ke sekolah-sekolah guna mempraktikkan ilmu kependidikannya di dunia nyata. Para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk kemudian diminta mengajar di sekolah-sekolah yang ditunjuk selama dua bulan. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
Untuk kepentingan tersebut, sebelum terjun ke lapangan, para mahasiswa perlu diberi pembekalan terlebih dahulu. Baik pembekalan terkait pemahaman para mahasiswa terhadap peraturan perundang-undangan kurikulum terbaru, kompetensi-kompetensi yang mesti dimiliki oleh seorang guru, teknik-teknik dalam mengajar, maupun aturan main Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang baru diberlakukan tahun ini.
Pembelakan tersebut dilaksanakan di Auditorium LP3M, gedung PPPG lantai 9, Unesa kampus Lidah Wetan. Pembelakan yang ditujukan khusus untuk mahasiswa kependidikan yang akan segera diterjunkan ke lapangan tersebut berlangsung sejak 18--28 April 2016. Para mahasiswa dibagi dalam hari yang berbeda sesuai dengan fakultas dan jumlah mahasiswa kependidikan di masing-masing fakultas.
Adapun yang menjadi materi dalam pembekalan itu adalah Penumbuhan Budi Pekerti dan Kurikulum 2013 versi 2016 serta Gerakan Literasi Sekolah dan Pembelajaran Inovatif. Drs. Much. Khoiri, M.Si., pemateri Gerakan Literasi Sekolah, menegaskan, peraturan tentang GLS ini perlu diberitahukan kepada kepala sekolah bahwa program ini wajib. "Setiap siswa diwajibkan membaca buku nonmata pelajaran selama 15 menit sebelum mata pelajaran dimulai," tandasnya. (Syaiful Rahman/Humas)
Share It On: