Dalam kesempatan pertama, Ali Imron selaku dosen Sosiologi di Unesa menerangkan tentang "mengontruksi modal sosial untuk meraih cita". Beliau menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan beasiswa, modal sosial dibutuhkan dalam proses mendapatkan beasiswa, sebab dibutuhkan peran sosial untuk membentuk jaringan komunikasi dalam proses mencari informasi beasiswa. Beliau juga mengajarkan prinsip hidupnya yaitu memberikan yang terbaik yang dimiliki, baik dalam kerja maupun dalam belajar. "Manusia akan mendapatkan kenikmatan tertinggi saat mencapai kebutuhan aktualisasi diri. Artinya, tidak hanya mencapai sebuah prestasi tetapi juga mengjarkannya pada orang lain," ungkap Ali.
Selain menjadi dosen Sosiologi, Ali Imron juga menjadi salah satu dosen pendamping kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum yang mengurusi berbagai beasiswa berkaitan dengan mahasiswa seperti Beasiswa BBP-PPA (Bantuan Biaya Pendidikan dan Peningkatan Prestasi Akademik), Beasiswa Supersemar, Beasiswa BTN, Beasiswa BI, dan Beasiswa Bidik Misi.
Pada kesempatan kedua, Immah Inayati, begitu biasa beliau dipanggil, menceritakan bagaimana suka duka selama kuliah di Taiwan dalam menjaga image seorang muslimah. Beliau member tahu bahwa menjadi muslimah yang berhijab tidak menghalangi dalam berprestasi. Meski kadang seorang muslimah dipandang sebelah mata, justru itu menjadi kesempatan besar untuk menimgkatkan potensi diri dan menjadi lebih baik.
Imma menerangkan, kunci sukses dalam meraih beasiswa adalah memiliki visi, misi dan tujuan jelas dalam perencanaannya mengambil beasiswa. Membuat perencanaan matang sejak sebelum menempuh studi hingga mengakhiri studi. Beliau menjabarkan juga bahwa prinsip hidup yang dipegang selama ini ialah Lillah, Billah, fi Amanillah, Lillah, billah, fi amanillah.Yang artinya karena Allah, dalam jalan Allah dan dalam pertolongan Allah. "Meletakkan niat utama adalah untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT," pungkasnya. (Fikriy Yatul/sir)
Share It On: