Dua pemateri dari dunia usaha dan industri sharing pengalaman tentang entrepreurship dengan mahasiswa peserta BONEK UNESA dan luar UNESA.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Melalui program Bootcamp UNESA Kewirausahaan (BONEK), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menghadirkan dua pembicara dari kalangan entrepreneur dalam ‘Entrepreneur Brainstorming’ di Auditorium Fakultas Psikologi Lantai 7, Kampus II Lidah Wetan, pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Kegiatan yang merupakan rangkaian Pre-Immersion BONEK UNESA ini mengusung tema “New Business Model and Entrepreneur Character Building.” Dua pembicara yang hadir yaitu Cakra Negara, pengusaha bidang kuliner dan pariwisata, dan Hendy Setiono, CEO Baba Rafi.
Pada sesi pertama, Hendy Setiono berbagi pengalaman mengenai bisnis usaha yang digelutinya, mulai dari awal membangun usaha dalam skala kecil hingga memiliki sekitar 1.300 cabang di Indonesia dan 68 outlet di berbagai negara, termasuk Malaysia, India, Filipina, Sri Lanka, China, Singapura, Belanda, Brunei Darussalam, dan Bangladesh.
Perjuangan Hendy Setiono membangun bisnis tersebut menjadi inspirasi, terutama bagaimana sebuah usaha yang dimulai dari gerobak kecil sederhana dapat berkembang menjadi merek internasional yang sukses.
Peserta program BONEK UNESA dari berbagai kampus bersama narasumber dan jajaran direktorat atau subdirektorat pelaksana.
Kunci bisnisnya terletak pada beberapa strategi. Mulai dari menganalisa peluang pasar, menentukan target market, menentukan posisi produk, unique selling point atau mencari keunikan dari produk yang diciptakan dan yang terakhir kolaborasi untuk mendorong berkembang bisnis lebih cepat.
“Tidak ada bisnis yang langsung sukses, dengan ketekunan, inovasi dan visi yang kuat, membuktikan bahwa dedikasi dan kerja keras, mimpi besar dapat menjadi kenyataan,” jelasnya.
Sementara itu, Cakra Negara menjelaskan pentingnya menjadi seorang entrepreneur. Baginya, seseorang yang memiliki usaha akan bebas mengatur waktu dan jam kerjanya, kerja bisa di mana saja, tidak terikat oleh aturan atasan, dan penghasilan tidak terbatas serta bisa membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat.
Dia menjelaskan, pengusaha sukses biasanya merupakan seorang pembelajar yang baik, belajar dari kesalahan dan mempunyai networking yang luas. Begitupun sebaliknya, pengusaha gagal adalah mereka yang hanya belajar tapi tidak action, yang jatuh dan tidak mau bangkit kembali.
Penandatanganan kerja sama UNESA dengan mitra dunia usaha dan industri.
“Perbanyak relasi dan silaturahmi dengan mengikuti komunitas atau organisasi yang positif, produktif dan kontributif untuk menemukan solusi, insight, dan partner untuk pengembangan bisnis kita,” ujarnya.
Acara ini dibuka Kasubdit PMMA (Pertukaran Mahasiswa dan Mobilitas Akademik), M Jacky. Dia menyatakan program BONEK UNESA ini tidak hanya sekadar konversi 20 SKS, tetapi menjadi kesempatan emas bagi mahasiswa membangun fondasi kewirausahaan yang kuat.
“Melalui acara ini, kita tidak hanya menghasilkan rencana bisnis yang asal-asalan, tetapi benar-benar mampu menciptakan bisnis yang layak dan berkelanjutan, bahkan membawa kesuksesan di masa depan,” tuturnya.
Acara yang diikuti peserta BONEK UNESA dan kampus lain ini diwarnai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan mitra perusahaan yang hadir, sebagai bentuk kolaborasi strategis bidang kewirausahaan.
Sebagai tambahan, dalam sesi akhir mahasiswa membuat dan memaparkan hasil diskusinya terkait business model canvas yang dirancang bersama timnya, untuk melatih membangun bisnis yang baik dan terstruktur.[]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: