Fashion show menampilkan produk busana dari kain ecoprint tanpa potongan sebagai wujud spirit ramah lingkungan.
Unesa.ac.id. SURABAYA— Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Direktorat Inovasi Pemeringkatan dan Publikasi Ilmiah (IPPI) memamerkan berbagai produk inovasi dalam 2nd Exhibition Innovation product di City of Tomorrow (Cito) Surabaya, pada 2 November 2024.
Salah satu yang dipamerkan yaitu produk busana dari hasil proses ecoprint. Ecoprint sendiri merupakan teknik cetak bahan busana menggunakan bahan alami, seperti daun, bunga, batang, atau ranting tanaman, untuk menciptakan pola pada kain.
Teknik ini lebih ramah lingkungan yang dapat menghasilkan karya seni yang indah dan bernilai jual. Karya busana ecoprint tersebut dipamerkan dalam bentuk fashion show yang menampilkan produk busana berbahan kain ecoprint tanpa ada potongan kain tersisa, sebagai bentuk pengurangan limbah.
“Kami ingin terus menjaga keberlanjutan lingkungan, jadi setiap kain dimanfaatkan secara utuh,” ujar Imami Arum Tri Rahayu, dosen tata busana yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dia menambahkan, inovasi kain ecoprint ini terwujud atas kolaborasi antara UNESA, Efek Daun, dan CV Sumber Pangestu Mandiri, serta mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan (PDP).
Selain itu, UNESA juga menampilkan sejumlah produk teknologi, salah satunya yaitu Mesin Ecodye Steamer. Ecodye Steamer merupakan mesin steam semi otomatis yang dirancang khusus untuk proses pewarnaan batik eco print.
Mesin tersebut merupakan karya Imami Arum Tri Rahayu yang bekerja sama dengan mahasiswa teknik UNESA. Imami menyebutkan, mesin ini dirancang dengan teknologi modern untuk memaksimalkan warna alami pada kain batik ecoprint.
Pameran yang melibatkan sejumlah perguruan tinggi ini disambut baik masyarakat atau pengunjung City of Tomorrow (Cito) Surabaya.
Inovasi tersebut dilengkapi dengan kontrol suhu, level air, dan kompor dua tungku bertekanan rendah yang dapat menghasilkan pewarnaan yang lebih cepat dan merata dibandingkan steamer konvensional.
"Dengan mesin ini, warna dan pola dari daun dapat keluar sempurna pada kain batik, bahkan sampai serat daunnya terlihat," ujarnya.
Fitur utama mesin ini mencakup panci khusus berukuran besar untuk kain rol, kontrol suhu otomatis, rak roll kain, serta rangka beroda untuk kemudahan pemindahan.
Kapasitas mesin ini mencapai 30 lembar kain batik dengan sistem pemanas menggunakan kompor elpiji.
Dari segi manfaat, Ecodye Steamer membuat proses pewarnaan lebih cepat, efisien, dan hemat biaya, serta ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan bahan kimia dalam pewarnaan.
Hasil akhirnya bisa dikreasikan menjadi berbagai produk seperti pakaian, tas, sepatu, bahkan kulit sapi sebagai bahan dasar ecoprint.
Tambahan, pameran ini melibatkan sejumlah perguruan tinggi, yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPNV Jatim).
Selain itu, juga datang dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa), Universitas Kristen Petra, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dan Universitas PGRI Adi Buana.[*]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: