www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Universitas Negeri Surabaya melalui Prodi PPG UNESA berkesempatan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Laporan Perkembangan Pelaksanaan PPG dalam Jabatan Tahun 2021 yang dilaksanakan pada 15-17 Oktober 2021 di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya. Kegiatan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kemendikbudristek dengan Forum Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru dan PPG UNESA.
Acara ini dihadiri kurang lebih 75 koordinator PPG se-Indonesia. Ketua Forum PPG Nasional Dr. Agusti Tamrin, S.Pd., M.Si., dalam laporannya mengungkapkan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai forum penyampaian laporan perkembangan pelaksanaan PPG dalam jabatan tahun 2021, juga sekaligus rapat teknis konvensi nasional PPG Indonesia di Mataram pada 2022 mendatang. “75 LPTK siap meningkatkan kualitas guru Indonesia,” ujarnya.
Forum penyelenggara PPG sendiri digagas sebagai salah satu upaya kerja sama yang lebih baik antar LPTK penyelenggara PPG, LPTK dengan Kemendikbudristek maupun antar pemerintah daerah dan institusi mitra.
Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, M.Pd. Wakil Rektor Bidang Akademik UNESA menyatakan bahwa kegiatan tersebut sangat penting dalam melakukan intropeksi peningkatan kualitas guru di Indonesia. Apa yang sudah didapatkan para lulusan PPG sudah sesuai dengan tuntutan lingkungan pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Perubahan yang terjadi, lanjutnya, berdampak pada bergesernya kebutuhan dan tuntutan, sehingga setiap program juga butuh adanya pembaharuan atas apa yang dibutuhkan guru di lapangan. “Mudah-mudahan dalam pertemuan beberapa hari ke depan dapat merumuskan dan memberikan dampak postitif baik untuk kementerian, perguruan tinggi, guru dan masyarakat,“ harapnya.
Dalam sambutannya, Dr. Praptono, M.Ed Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek yang hadir secara virtual mengungkapkan apresiasi dan berterima kasih kepada panitia nasional atas upaya yang dilakukan dalam memajukan PPG nasional.
Menurutnya, dalam upaya peningkatan kualitas guru tidak bisa lepas dari kesejahteraan guru. Ia melanjutkan, ada beberapa capaian yang berhasil diraih PPG dalam jabatan tahun 2021, di antaranya pencapaian yang luar biasa dalam menghasilkan sasaran PPG paling besar, dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Sampai 2024 kita harus menghasilkan 200 ribu guru dalam jabatan,” ucapnya.
Praptono juga menyampaikan tiga hal yang menjadi fokus PPG ke depannya, yaitu perlunya penguatan kembali model dan berbagai perangkat–perangkat pembelajaran dalam rangka membekali guru untuk semakin profesional dan kompeten dalam pembelejaran yang berbasis penyelesaian masalah atau problem based learning. Kemudian, sejalan dengan adanya merdeka belajar, dengan adanya kurikulum paradigma baru, juga perlu adanya pengurangan sekat-sekat antar mata pelajaran.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa penyelenggara PPG diharapkan dapat mengembangkan fasilitas atau ruang sesuai kebutuhan, sehingga setiap PPG punya warnanya masing-masing. “Diharapkan lulusan bukan hanya sekedar lulus, tetapi memiliki keunggulan tertentu dan itu penting,” pungkasnya.
Temu Ismail, S.Pd., M.Si., selaku pelaksana tugas (Plt) Direktur Pendidikan Profesi Guru menyampaikan bahwa harus ada kolaborasi dan kerja sama untuk saling memajukan program PPG ke depannya. “Tanggung jawab dalam pendidikan profesi, bukan hanya dalam jabatan, karena ke depannya akan ada PPG model baru dengan sasaran 200 ribu, tentunya memang tidak mudah,” katanya.
PPG menjadi pangkuan dalam peningkatan kualitas guru di Indonesia. Kerja sama LPTK dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas guru-guru di daerah. Sehingga para guru dapat difasilitasi untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Dalam kesempatan kali ini, hadir Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M.Pd., yang berkesempatan menyampaikan berbagai hal terkait evaluasi pelaksanaan PPG di Indonesia. Kemudian juga ada Dr. Elvira, S.H., M.H., yang membahas kebijakan PPG tahun 2022.
Prof. Muchlas Samani menyampaikan pandangannya mengenai sertifikasi guru. Menurutnya, banyak guru belum disertifikasi. Itu bukan sepenuhnya kesalahan penyelenggara, tetapi ada faktor lain seperti keuangan yang mempengaruhi para guru untuk melangkah lebih maju menuju PPG.
“Ada 6 PPG yang sudah kita lewati, yang baik yang mana, yang harus dipelajari yang mana,” tandasnya. Ia juga menegaskan, LPTK yang sudah berpengalaman diharapkan dapat membuat desain kurikulum berlandaskan pada pengalaman yang sudah dilewati. “Kita perlu desain kurikulum yang disesuaikan dengan keunggulan yang dimiliki masing-masing perguruan tinggi,” tuturnya. [has/zam*]
Share It On: