"Kegiatan Penghijauan dan Pembuatan Lobang Biopori dilakukan sekitar 200 orang terdiri atas Pimpinan Universitas, Fakultas/Jurusan, Bagian Umum, Tim Eco Campus Unesa dan didukung adik-adik dari Satuan Menwa, Himapala, Badan Eksekutif Mahasiswa, Pramuka dan tim relawan hijau," papar Wakil Rektor II, Drs. Tri Wrahatnolo, M.Pd., M.T.
Tri Wrahatnolo mengatakan, kegiatan tersebut mendapat support pendanaan dari Kementerian LKH, DKP Pemkot, dan Unesa. Kementerian LKH menyediakan pengadaan bibit tanaman diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Bagian Persemaian Permanen Mojokerto yang menyumbang sebanyak 750 bibit tanaman terdiri atas trembesi sebanyak 100 bibit, akasia, mahoni, suren sukun, glodokan, kenari, nangka, sirsak, jamia masing-masing sebanyak 50 bibit. Kemudian, tabebuya, tanjung, spathadea, asam masing-masing sebanyak 40 bibit. Matoa dan Pucung masing-masing 20 bibit. Sementara dari persemaian Permanen Tuban sebanyak 125 bibit tanaman berupa cemara udang. Dari Unesa sendiri sebanyak 110 bibit tanaman berupa tabebuya, sepati cleo, flamboyan, glodokan, tanjung, nyamplung, kamboja, pule, pohon sukarno, sengin, menengen, dan keben masing-masing 10 bibit. Sementara bantuan pupuk kompos berasal dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Surabaya.
Penanaman kali ini, terang Tri, dikonsentrasikan pada hutan kampus dan daerah di sekeliling danau. Program eco green merupakan revolusi hijau yang juga disebut sebagai Ideologi hijau (lingkungan), dan sekarang ini telah menjadi kebutuhan dunia terhadap gaya hidup yang ramah lingkungan untuk menyikapi perkembangan penurunan derajat lingkungan terutama disebabkan banyaknya perubahan iklim, bencana banjir, polusi udara, dan sebagainya.
"Peningkatan gas rumah kaca sebagai akibat dari emisi yang salah satunya berasal dari kendaraan (mobil & motor) yang kita gunakan sehari-hari, masih banyak menggunakan bahan bakar tidak ramah lingkungan. Karena itulah perubahan harus segera kita lakukan," tandas Tri.
Tri menambahkan, peran dosen, karyawan dan terutama mahasiswa sebagai "agen perubahan" diyakini mampu menjawab tantangan lingkungan ke depan. Perubahan itu dapat dimulai dengan mengubah gaya hidup sehari-hari, seperti berpergian dengan bersepeda (non -motorized), menggunakan transportasi public. Apabila terpaksa menggunakan kendaraan bermotor, gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
"Sebagai bagian dari upaya mengampanyekan gaya hidup ramah lingkungan, dilakukan penghijauan dan pembuatan lobang biopori di lingkungan kampus agar kampus menjadi daerah yang nyaman bagi para pejalan kaki, pesepeda dan berbagai aktifitas lainnya," terang Tri lagi.
Kegiatan penghijauan ini, tambahnya, nantinya juga akan dilakukan pelatihan dan praktik pembuatan lobang resapan Biopori oleh Tim Eco Campus kepada para relawan hijau, Satmenwa, BEM, Himapala, dan siapapun yang berminat.
"Kita juga sudah menyiapkan sistem perawatan dan penyiraman agar semua bibit yang ditanam bisa hidup, tumbuh, berbunga, dan berbuah. Kegiatan penanaman ini dilaksanakan pada awal musim penghujan sehingga paling tidak mengurangi proses penyiraman awal. Semoga kegiatan ini berhasil mewujudkan kampus Unesa yang bersih, hijau dan nyaman. Mari kita dukung program eco campus Unesa," pungkasnya. (Tri W- WR2/sir)
Share It On: