Gelar akbar prodi Tata Busana 2010 telah berlangsung pada 31 Mei 2014. Fashion show ini merupakan puncak acara besar mahasiswa prodi S-1 Tata Busana angkatan 2010. Berlangsung di Square Ballroom ICBC, para desainer muda Unesa itu akan mempertontonkan berbagai hasil karyanya di hadapan pengunjung yang berjumlah sekitar 500 orang. Gelar Cipta Busana itu dibuka Tri Wrahatnolo, Dekan Fakultas Teknik Unesa. Tri dalam pidato singkatnya mengatakan bahwa pada tahun 2025 nanti kemungkinan besar Indonesia menjadi tren fashion dunia. "Sebentar lagi kita akan memasuki era Asean Comunity. Persaingan global semakin dekat. Indonesia harus jadi trenseter fashion dunia. Karena itu kegiatan ini sangat penting ditradisikan," ungkap Dekan FT tersebut. Sebanyak 48 mahasiswa membalutkan hasil karyanya ke model-model papan atas di Surabaya. Sebanyak kurang lebih 144 jenis pakaian disuguhkan di hadapan para pengunjung sabtu malam tersebut. Dalam pagelaran bertemakan Neo Archipeles yang mengusung tentang revolusi tradisional ini merupakan hasil pemikiran mahasiswa dan dosen Tata Busana 2010. Busana-busana etnik dari berbagai macam suku dan ras ditampilkan. Meski temanya mengangkat busana tradisi namun penyelenggaraannya terbilang modern. Program studi S-1 Tata Busana mengonsep fashion show ini dengan mengombinasikan animasi 3D. "Kita tidak hanya fashion show jalan menunjukkan baju hasil desain mahasiswa, tapi juga mengombinasikan animasi 3D yang menunjang baju agar lebih menarik,"ungkap Latifa selaku Event Director. Gelar yang sejatinya adalah matakuliah Gelar Cipta Busana yang di nahkodai Inty Nahari selaku dosen Tata Busana ini bermaksud menjadikan mahasiswa memiliki skill di bidang entrepreneur dan entertaint organizer. Mahasiswa dituntut menciptakan sebuah even besar yang mampu menampilkan hasil karya-karya kreatifnya. Tidak hanya itu, sumber dana pun mereka yang cari sendiri mulai dari urunan hingga dukungan dari sponsorship. "Semua mahasiswa yang bekerja, dosen sekadar memberikan arahan dan memberikan masukan, mulai merancang desain baju, merancang kegiatan, mencari lokasi pagelaran, hingga mencari dana semua dilakukan oleh mahasiswa," ungkap Lathifa. (Glg/Byu)