www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya- Mengalami cedera merupakan konsekuensi yang harus ditanggung saat menjadi seorang atlet olahraga. Oleh karena itu, penting bagi atlet dan pelatih mengetahui bagaimana penatalaksanaan cedera olahraga sehingga tidak akan menyebabkan cedera yang lebih parah.
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Olahraga Dr. Setiyo Hartoto, M.Kes dalam sambutan saat membuka webinar yang diselenggarakan Komunitas Pelatih Fisik Athletes Peak Performance (AtP-Pc) bersama Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIO Unesa pada Kamis (11/6).
Webinar yang mengangkat topik Dasar Penatalaksanaan Cedera Olahraga ini menghadirkan dua narasumber yakni Tutur Jatmiko, S.Pd, M.Kes, dosen Pendidikan Kepelatihan Unesa yang juga pelatih fisik Surabaya Bhayangkara Samator dan BBM CLS Knight Surabaya dan Dr. Azizati Rochmania, Sp. KFR, dosen Pendidikan Kepelatihan Unesa yang juga seorang fisioterapis.
Dalam paparannya, Tutur Jatmiko menjelaskan dasar-dasar mengenai apa saja yang dapat menyebabkan cedera, dan bagaimana sebagai pelatih menangani masalah cedera tersebut. “Setiap atlet setelah cedera, perlu dilatih kembali ototnya sehingga semakin cepat sembuh cedera tersebut,” ungkapnya.
Ia mengatakan, mempelajari mengenai cedera atlet sangat diperlukan, khususnya untuk mengetahui atlet tersebut mengalami cedera di bagian tubuh yang mana. Hal tersebut bukan hanya dikhususkan untuk diketahui atlet, sebagai seseorang yang gemar olahraga juga perlu mengedukasi diri mengenai cedera.
Azizati Rochmania, memberikan gambaran peran tim medis dalam penatalaksanaan cedera olahraga. Menurutnya, tim yang terlibat dalam tatalaksana cedera memiliki 7 unsur yakni dokter, athletic trainer, terapis, ahli gizi, psikolog, pelatih, dan strenght and conditioning specialist.
“Idealnya yang memutuskan kapan atlet kembali beraktivitas setelah cedera adalah dokter dengan mempertimbangkan keselamatan atlet terlebih dahulu, baru dikomunikasikan dengan si atlet, pelatih, dan orangtua,” tandasnya. (nov/sir)
Share It On: