Pengalaman adalah guru yang terbaik. Bambang DH, mantan Walikota Surabaya menuangkan pengalaman ke dalam buku. Buku itu dibedah pada Senin (24/6) melalui Seminar Pendidikan dan Bedah Buku Bambang D.H Mengubah Surabaya . Seminar yang dilaksanakan di ruang auditorium FMIPA Unesa itu dimulai pukul 13.30 WIB, dihadiri sekitar 200 peserta yang meliputi mahasiswa dan anggota IKA Unesa. Istimewanya, acara itu juga dihadiri langsung oleh Bambang D.H, alumnus S1 Pendidikan Matematika IKIP Negeri Surabaya, selaku penulisnya.
Acara Seminar Pendidikan dan Bedah Buku tersebut diawali dengan sambutan Ketua Panitia dan Dekan FMIPA. Kegiatan kali ini begitu spesial karena dua kegiatan dilaksanakan sekaligus. Ada seminar pendidikan sekaligus bedah buku Bambang D.H, ungkap Prof. Dr. Suyono, M.Pd selaku Dekan FMIPA. Selanjutnya, 6 mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA unjuk kebolehan dengan menampilkan tari Semanggi Surabaya. Dengan lincah para penari tersebut mampu menghibur hadirin yang datang pada acara seminar itu.
Pada sesi pertama, Prof. Dr. Sarmini, M.Hum menyampaikan materi tentang Dimensi Strategis Kurikulum 2013 dan Implikasinya dalam Pembelajaran, yang dimoderatori, Ali Zulkarnaen, mahasiswa FMIPA Unesa. Sarmini memaparkan beberapa hal penting terkait kurikulum 2013 yang diberlakukan di Indonesia. Ia menjelaskan perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya. Pada dasarnya tema pengembangan kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan manusia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi, terangnya. Penjelasan Sarmini tentang kurikulum 2013 berlangsung sekitar 45 menit. Kemudian diadakan sesi tanya jawab bagi peserta.
Sesi berikutnya adalah sesi yang ditunggu-tunggu peserta seminar, yakni bedah buku Bambang D.H Mengubah Surabaya . Bedah buku tersebut diawali dengan pengenalan dan penjelasan singkat tentang sosok Bambang D.H oleh Dr.Totok Suyanto, M.Pd., Kajur Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS Unesa. Bambang D.H adalah seorang penggiat dan aktivis pro-demokrasi. Dalam buku itu diceritakan kisah BDH saat berkiprah di lembaga demokrasi dan masa-masa beliau menjabat walikota Surabaya, ungkap Totok. Ia juga memaparkan beberapa perubahan yang telah ditorehkan Bambang D.H semasa menjabat walikota Surabaya. Perubahan tersebut meliputi perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur, birokrasi dan sebagainya. Torehan keberhasilan serta perjuangan Bambang D.H menjadi orang nomor satu di kota Surabaya selama 8 tahun tersebut juga diceritakan dalam bukunya.
Selanjutnya, Bambang D.H menambahkan yang sudah disampaikan Totok sebelumnya. Kali ini ia lebih berbagi pengalaman dirinya di dunia politik. Meski dikenal sebagai aktivis demokrasi, Bambang D.H juga pernah berprofesi sebagai seorang guru. Namun berkat potensi dan minatnya dalam berpolitik, ia berhasil menduduki jabatan sebagai Walikota Surabaya pada tahun 2002 hingga 2010. Jangan takut dengan politik. Mengabdi untuk nusa dan bangsa tidak hanya bisa dilakukan dengan menjadi seorang guru. Terjun ke dunia politik pun juga bisa, ungkap pria kelahiran 24 Juli 1961 itu. (inna/ari/syt)
Share It On: