www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Sebagai warisan budaya tanah air yang diakui UNESCO, Batik menjadi salah satu budaya yang diperkenalkan kepada mahasiswa King Mongkut's University of Technology North Bangkok (KMUTNB) Thailand di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), pada Selasa, 30 Mei 2023.
Acara tersebut dikemas dalam bentuk belajar bareng pembuatan batik dan seni kriya. Kegiatan ini dimulai dengan pemaparan singkat tentang batik, tahapan pembuatan dan alat yang dibutuhkan dalam membatik oleh Fera Ratyaningrum M.Pd., Korprodi Pendidikan Seni Rupa, FBS.
Fera menyampaikan, setiap lembaran batik memiliki motif utama, tambahan dan motif isen. Dia melanjutkan, motif utama menjadi pondasi dalam pembuatan batik dan memberikan arti dan cerita dalam sehelai kain batik.
Sementara motif tambahan yang digunakan untuk mengisi ruang-ruang kosong di antara motif utama. Motif ini tidak memiliki arti yang khusus. Kreativitas membatik bisa dimainkan ketika mencapai tahap ini. "Motif isen berfungsi untuk mngisi bidang dalam motif utama dan motif tambahan, maupun bidang antara motif utama dan motif tambahan itu sendiri," terang Fera.
Setelah sesi pemaparan, Fera mengajak mahasiswa Thailand untuk membuat batik langsung di Studio Kriya Tekstil, FBS dibantu timnya. Mula-mula mahasiswa Negeri Gajah Putih itu belajar cara memegang canting dengan benar, cara mengambil lilin panas dan melukisnya di kain yang sudah disiapkan.
www.unesa.ac.id
Sirikanya Intarachood atau Kate, salah satu mahasiswa Thailand mengungkapkan rasa senangnya bisa belajar membatik. Ternyata membatik sama seperti menggambar yang juga menjadi kesukaannya. Pada kesempatan itu, Kate membuat batik motif wajah pola bergaris. "Saya rasa seru, ini seperti menggambar, hanya beda medianya saja," ucapnya.
Selanjutnya, para mahasiswa itu menjelajah Studio Keramik dan Studio Kayu. Di sana mereka melihat langsung berbagai bentuk kerajinan keramik dan kayu, dua dan tiga dimensi. Kemudian mereka lanjut ke Studio Logam di FBS.
Di sana mereka belajar kriya logam seperti aluminium, kuningan, hingga tembaga yang langsung dipandu Koprodi Seni Rupa Murni, Dra. Indah Chrysanti Angge, M.Sn., dan timnya. "Kami tidak hanya mengenalkan bentuk dan rupa dari sebuah karya seni, tetapi juga nilai di balik suatu karya handmade. Makanya prosesnya kami tunjukan agar bisa menghargai karya seni," tegas Santi.
Ternyata, kegiatan ini menjadi penutup dari serangkaian program student mobility mahasiswa tersebut. Dekan FBS, Syafi'ul Anam Ph.D., dalam sambutannya mengharapkan agar kegiatan ini bisa memberikan manfaat kepada mahasiswa Thailand. Setidaknya agar saling memahami dan menghargai budaya masing-masing negara. []
***
Penulis: Fatimah Najmus Shofa
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: