www.unesa.ac.id
Pelatihan ini bertujuan agar mahasiswa bidik misi dan afirmasi memperoleh pengetahuan tentang pengembangan dan penyususn Program Kretivitas Mahasiswa (PKM). Hal tersebut dikarenakan dalam dunia pendidikan tinggi, PKM menjadi salah satu poin yang penting dan menjadi barometer untuk penilaian dalam menentukan peringkat suatu perguruan tinggi. Di sisi lain, pihak birokrasi juga berharap setelah mengikuti pelatihan selama 3 hari ini mereka bisa menyusun proposal dengan baik dan berpeluang untuk didanai oleh dikti.
Di hari pertama pelatihan peserta dikumpulkan untuk mendapatkan materi serta pengetahuan tentang PKM 5 bidang. Tidak hanya itu, Bidang Kemahasiswaan juga berkesempatan untuk menghadirkan perwakilan dari Biro SDM Ristekdikti, Yudi Harianto, S.T. Kepala Seksi Kreativitas Direktorat Kemahasiswaan ini memberikan materi tentang penjelasan umum PKM. Beliau juga mengevaluasi tentang perkembangan PKM serta rekam jejak Unesa di kancah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
“Saat ini Unesa berada di klaster I untuk mengunggah proposal ke Dikti, artinya ini merupakan sebuah kebanggaan karena Unesa diberi jatah mengunggah proposal sebanyak 900. Namun di sisi lain, ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena harus mengerahkan para mahasiswa untuk lebih aktif dalam membuat proposal PKM,” papar Yudi.
Tahun ini, Unesa hanya mampu mengirimkan 34 proposal yang didanai Dikti. Angka ini menurun dibanding tahun lalu, dimana Unesa mampu mengirimkan 59 proposal yang berhasil didanai. Penurunan ini tidak hanya dialami oleh Unesa saja, melainkan beberapa PTN lainnya. Menanggapi hal tersebut, Yudi Harianto mengingatkan peserta agar lebih baik dan teliti dalam penyusunan proposal. Menurutnya, banyak proposal yang tidak lolos bukan karena kualitasnya yang jelek, melainkan pemahaman mahasiswa yang kurang tentang pentingnya aturan administratif.
“Banyak penulisan proposal yang tidak seperti di buku panduan. padahal aturan untuk ukuran huruf, spasi, serta hal teknis lain tertulis di buku panduan. Setelah tahap penulisan adminitratif terlewati, perlu untuk memunculkan inovasi dan kreativitas terkait substansi proposal,” papanya.
Data tentang proposal PKM yang didanai maupun yang lolos ke PIMNAS tiap tahun juga diperlihatkan kepada peserta. Tujuannya agar mereka bisa memetakan bidang PKM mana yang tiap tahun paling diminati dan kurang diminati. “Data PKM yang didanai ini bisa menjadi patokan untuk membuat proposal. Tapi pastikan juga, jenis PKM yang disusun harus sesuai dengan bidang keilmuan yang ditempuh,” imbuhnya.
Selanjutnya, peserta diberikan materi dari beberapa dosen penalaran serta revier PKM dari Unesa terkait PKM 5 bidang. Mengingat banyaknya ilmu dan pengetahun yang diperoleh selama mengikuti materi, Purnamawati Setyo Puji, salah satu peserta mengaku bangga dan bersyukur telah diberi kesempatan mengikuti pelatihan ini. “Motivasi dan paparan tentang situasi PIMNAS yang diselenggarakan tiap tahun bisa mengubah mindset bahwa menyusun proposal yang berhasil didanai hingga mampu lolos ke PIMNAS merupakan pencapaian yang luar biasa,” jelas Purnama, sapaan akrabnya. Selanjutnya, mahasiswa prodi pendidikan akutansi ini berupaya untuk menerapkan tips, saran serta pokok-pokok penilaian penting dalam PKM. “Penyusunan proposal harus sesuai dengan pedoman, menaati administrasinya dulu. Karena sebagus apapun isinya tapi kalau salah format, otomatis proposalnya gugur,” kata Purnama.
“Di hari kedua, peserta akan dibagi tiap kelas sesuai bidang PKM yang telah mereka minati. Nantinya, setelah mendapatkan kelas intensif dari dosen penalaran, proposal terbaik tiap bidang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil proposal yang telah ditulis. (Suryo/why)
Share It On: