Unesa.ac.id., SURABAYA—Banyak mahasiswa asing yang menjalani program kuliah di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dua di antaranya adalah Haja Aisata Rajai Jallow dan Matty Senghore asal Gambia, Afrika Barat. Dua perempuan tersebut menceritakan pengalamannya menjalani puasa di Indonesia, khususnya Surabaya pada Minggu, 9 April 2023.
Haja Aisata Rajai Jallow atau yang akrab disapa Isata mengatakan bahwa durasi puasa di Indonesia terbilang cepat ketimbang di negaranya yang lebih lama karena perbedaan waktu. Mereka juga sedikit kaget melihat para pria yang salat menggunakan sarung.
Menurutnya, ini pemandangan yang tidak biasa, sebab di negara asalnya, para pria menggunakan celana atau kadang yang setelan dengan gamis. Di Gambia, khususnya tempat asalnya, kain yang menyerupai sarung hanya digunakan perempuan. Menurutnya, sarung seperti ciri khas tersendiri bagi pria Indonesia. Warnanya bagus-bagus dan variatif. Selain itu, menurut dia juga tampak elegan dan praktis.
Isata juga merasakan suasana yang berbeda ketika jelang buka puasa atau mereka menyebutnya iftar. Kebanyakan, orang Indonesia atau anak-anak muda cenderung mencari takjil di luar atau makan di luar ketimbang di rumah. Sementara kultur di negara asalnya orang-orang cenderung masak dan berbuka puasa di rumah.
Ada suasana keakraban baik itu saat persiapan maupun saat makan. "Saya kira banyak yang masak di rumah di sini (Indonesia, red) dan orang-orang senang berkumpul bersama keluarga, tetapi juga ada yang membeli takjil di luar," ucapnya.
www.unesa.ac.id
Sementara itu, Matty mengungkapkan kendati banyak yang menjual, mereka berdua terbilang jarang untuk membeli takjil di luar. Mereka cenderung masak di rumah. Selain karena kebiasaan di negara asalnya juga lebih terjamin akan kandungan makanan sekaligus bisa lebih efisien.
Dia menambahkan bahwa selama menjalani puasa, aktivitas layaknya mengerjakan tugas kuliah sejatinya tetap terlaksana. Karena kebiasaan di Gambia, mereka bakal berbagi kepada sesama atau istilahnya berbagi rezeki di bulan ramadan, bisa dalam bentuk makanan mentah, maupun makanan siap santap.
Bagi mereka, semangat berbagi orang-orang Indonesia terbilang tinggi. Orang-orangnya ramah dan dermawan karena suka menolong dan memberi kepada sesama. Misalnya ada yang berbagi takjil jelang buka puasa juga untuk yang membaca Al-Qur'an setelah tarawih. Bahkan pas hari khusus seperti Jumat pun ada yang berbagi rezeki. []
***
Penulis: Joy Nathanael/Adhim Latif Aliy
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: