www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id – Surabaya, Suasana ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, bulan yang penuh berkah bagi umat islam ini harus diwarnai dengan pandemi covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia. Sudah 4,5 juta populasi bumi yang dinyatakan positif virus corona, dan ratusan ribu orang lainya telah meniggal dunia. Kendati demikian, syiar-syiar untuk memeriahkan bulan ramadhan kali ini masih bisa terlaksana dengan metode daring.
Dalam suasana penuh keprihatinan ini, Unesa mengajak seluruh sivitas akademik dan masyarakat untuk mengetuk pintu langit serta memohon ampunan, keselamatan, keberkahan bagi keluarga dan bangsa. Senin (18/5), Unesa menyelenggarakan Ngaji Online dengan menghadirkan penceramah Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A yang merupakan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pengajian yang disiarkan langsung melalui platform Zoom dan Youtube Official Unesa ini mengusung tema ‘Spiritualitas Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19’. Selain ngaji online ini, sebelumnya Unesa juga telah menyelenggarakan bermacam kegiatan seperti Khatmil Qur’an bersama 500 Hafidz, Qari, dan pimpinan Unesa di 23 Majelis yang terdiri dari 4 majelis Khataman Qur’an unsur pimpinan, dosen, dan karyawan, 19 majelis Khataman Qur’an unsur mahasiswa, UKM, MTQ dan BEM.
Dalam sambutannya, Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes menjelaskan jika kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar batin dari warga Unesa, di samping ikhtiar lahir dengan membentuk Unesa Crisis Center yang menangani pencegahan dan penyebaran Covid-19. “Sebagai umat yang beriman, kita tidak boleh putus asa. Kita yakin kasih sayang Allah lebih besar dari murka-Nya. Oleh karena itu, ngaji online malam ini menjadi penting untuk disimak agar kita bisa mengurai dan meraih esensi spiritual Ramadhan di tengah pandemi covid-19,” terangnya.
Setelah dibuka oleh Retor, Kegiatan yang dipandu oleh Lutfi Saksono yang merupakan dosen Prodi S1 Sastra Jerman ini dilanjutkan dengan pemaparan tausyiah dari Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A. Mengawali tema tentang spritualitas ramadhan, Kyai Said mengatakan jika bulan ramadhan merupakan bulan penggemblengan/pendidikan langsung dari Allah SWT. Pada bulan yang penuh rahmat ini, manusia terutama umat islam dituntut untuk mempunyai karakter dengan kekuatan rohani yang perlu untuk ditingkatkan. Salah satunya dengan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Ia menegaskan, sejak abad ke-15, Kitab suci umat islam ini telah menjadi nur yang mencerahkan bagi umat islam maupun bagi siapapun yang mempelajari. “Di samping itu, Al-Qur’an juga merupakan peringatan yang mengingatkan kita semua tentang asal usul dan perilaku yang wajib dilakukan. Sebenarnya, Islam itu bukan hanya membawa misi aqidah syariah, namun juga membawa misi peradaban, kebudayaan, akhlak, kemajuan dan puncaknya adalah kemanusiaan. Percuma saja kita berakidah bersyariah tapi tanpa akhlak itu tidak artinya.” papar Kyai Said.
Terkait dengan wabah yang sedang melanda saat ini, Ia menyebutkan jika virus corona merupakan pelajaran dari Allah agar manusia dituntut terus belajar dan mampu untuk membangun peradaban. Umat islam saat ini dianjurkan mampu mencontoh pendahulunya yang mampu menemukan ilmu-ilmu yang saat ini masih sering digunakan. “Alhasil, Al-Qur’an berhasil mendorong para intelektual, para filsuf dan sebagainya untuk membangun peradaban. Dari sini kita perlu untuk mengakui keluasan Al-Qur’an bahkan hingga saat ini masih banyak kandungan yang ada di dalam kitab tersebut. Islam juga mendorong kita agar bisa menjadi manusia yang cerdas, berintelektual dan sejahtera” jelasnya.
Semua hal itu semata-mata dilakukan hanya untuk mencari ridho dari Allah SWT, yakni dengan menjaga hubungan dengan Sang pencipta alam semesta. Kyai kelahiran Cirebon 3 Juli 1953 ini juga mengatakan jika mengikuti semua anjuran yang dikeluarkan untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi juga merupakaan ibadah yang bersifat sunnatullah. “Seperti saat pandemi ini kita dihimbau untuk tidak melakukan kegiatan yang bersifat mengundang keramaian agar virus itu tidak menyebar luas. Bahkan jika kita tidak menghiraukan sunnatullah, kita pergi untuk shalat berjamaah di masjid dan kita menularkan virus tersebut, itu bisa dikatakan berdosa,” katanya.
Terakhir, ia berpesan kepada seluruh umat islam agar mampu berpikir secara rasional dan ilmiah. Jangan pernah mengedepankan emosi dalam menghadapi cobaan ini. “Menyikapi ini semua kita harus sabar dan waspada dan kita ikuti sunnatullah itu,” imbuhnya.
Ngaji online yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan do’a yang dipimpin langusng oleh Kyai Said Aqil Siradj. (Suryo)
Share It On: