Siti Khodijah bersama anaknya, Lutviana Dwi Jannati yang menjadi peserta termuda yang lolos UNESA jalus SNBP 2024
Unesa.ac.id., SURABAYA—Lutviana Dwi Jannati, peserta asal MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya berhasil mencatatkan namanya pada daftar calon mahasiswa baru (camaba) termuda Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui jalur SNBP 2024. Dia lulus SNBP di usia 16 tahun 2 bulan.
Kabar lolosnya perempuan yang akrab disapa Vivi itu membuat orang tuanya terharu sekaligus bangga. Sang ibu, Siti Khodijah (46) menceritakan bahwa pada Senin, 26 Maret 2024 sore, dia tengah menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga di rumahnya, Sidowungu-Gresik.
Selepas asar, handphonenya tiba-tiba berdering, ternyata itu merupakan panggilan video call dari salah satu guru MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya, tempat anak perempuannya mondok.
Dari itu ia mendapatkan kabar baik. Anak perempuannya itu diterima di prodi Manajemen Informatika, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) jalur SNBP 2024. Kabar baik tersebut membuatnya langsung mengucapkan syukur.
Perasaan senang sekaligus terharu menyelimuti hatinya. "Itu kan video call lewat hp gurunya. Nah, mereka pas lagi ngumpul melihat pengumuman, Vivi (sapaan anaknya, red) saya lihat sampai nangis dan saya jadinya ikut terharu," ucap perempuan 46 tahun itu.
Sebagai seorang ibu, mendengar kabar baik itu membuatnya ingin sekali merangkul dan memeluk anaknya dengan erat dan penuh kasih sayang. Karena tak bisa saling bersua, mereka hanya bisa merayakan kelulusan itu dalam jarak.
"Anak saya mondok di Surabaya. Saya hanya bisa berkomunikasi seminggu sekali lewat ibu gurunya di sana. Bisa ketemunya ya lewat video call, atau pas ada jadwal besuk. Dia baru pulang itu pas libur biasanya enam bulan sekali," ucapnya.
Ketika anaknya pulang ke rumah nanti, dia ingin menyambutnya dengan pelukan hangat dan memasakkan masakakan favorit anaknya. Bahkan, menyanggupi untuk memenuhi apapun permintaan anaknya sesuai kebutuhan.
"Saya kan tanya, kamu mau apa kalau lulus nanti. Vivi bilang kalau dia hanya butuh didoakan semoga dipermudkahkan ke depan. Saya rencananya mau belikan sepeda motor untuk kebutuhan ke pondok dan kuliah," bebernya.
Apa kiat bisa lolos SNBP 2024 dengan usia termuda? Vivi menceritakan bahwa yang dilakukannya sejak SMP ialah tekun belajar sebagaimana apa yang dianjurkan orang tua dan guru-gurunya. Dia selalu memanfaatkan waktu dengan belajar maksimal.
Karena itulah, dia berani mengambil kelas akselerasi sejak SMP hingga SMA sampai akhirnya bisa masuk UNESA dengan usia 16 tahun 2 bulan. Masuk kelas akselerasi membuatnya semakin semangat belajar agar tetap di kelas tersebut dengan mempertahankan nilai.
Setiap pagi, selepas salat shubuh, seperti sekolah pada umumnya, dia belajar pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan sebagainya. Kemudian di sore hingga malam harinya dia belajar tentang agama seperti apa yang biasa dilakukan orang saat mondok.
Sebelum tidur pun, dia selalu belajar atau berdiskusi dengan temannya untuk memperkuat kembali pelajaran yang mereka terima hari itu. Selain itu, perempuan kelahiran Gresik ini juga mengikuti ekstrakulikuler paskibraka dan pernah menjuarai perlombaan paskibraka nasional.
“Belajar di kelasnya harus benar-benar paham kalo ngga gitu akan susah bagi waktunya, antara kegiatan pondok dan ekstrakulikuler,” ucapnya.
Vivi mengungkapkan jika keluarga atau orang tuanya selalu mendukung pilihannya. Seperti keyakinan keluarganya akan dirinya, seperti itu pula dia yakin bahwa prodi yang dia pilih bisa mengantarnya menjadi orang yang berhasil.
Memiliki darah wirausaha dari sang ayah, dia ingin menjadi pengusaha yang sukses kelak. Selain itu, ketertarikannya di bidang IT memainkan pikirannya untuk belajar dua hal di satu prodi.
***
Reporter: Sindy Riska (Fisipol)/Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam* (FIP)
Foto: Dokumentasi Siti Khodijah
Share It On: