Yasuro merupakan ketua pusat penelitian Cultural Heritage and Text (CHT) Universitas Nagoya. Ia membawa empat orang rekan peneliti yang dijadwalkan melakukan presentasi terkait hasil penelitian yang telah dilakukan dalam serangkaian acara simposium.
Rencananya, simposium tersebut akan diadakan selama tiga hari dengan agenda utama penyambutan disertai kunjungan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, presentasi hasil penelitian CHT, dan berkunjung ke situs-situs terkenal yang ada di Mojokerto. Pusat penelitian CHT ini bergerak dalam bidang penelitian artefak, benda-benda bersejarah maupun hasil kebudayaan yang berhubungan dengan kehidupan umat manusia. Kiprah peneliti yang tergabung dalam CHT lebih dari 10 tahun meneliti dan proyeknya telah disebar untuk kepentingan masyarakat umum.
Sebagai bentuk pengabdian sekaligus melebarkan sayapnya, go international, CHT melakukan penelitian dan kerja sama dengan universitas di dunia. Seperti pada tahun 2014, menyelenggarakan workshop dengan Harvard University, menjadi panel dalam konverensi internasional (EAJS dan AAS) dan masih banyak lagi. Kini CHT juga membangun jaringan kerja sama dengan universitas-universitas di Asia, salah satunya Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Ketua Jurusan Seni Rupa Dr. Drs. Djuli Djatiprambudi, M. Sn. mengatakan, pada dasarnya peran serta Jepang cukup besar dalam pembuatan monumen-monumen bersejarah di zaman Soekarno. Monumen-monumen yang dihasilkan ini memang dibuat oleh orang Indonesia, namun dalam pembuatannya, orang-orang Jepang-lah yang mengajarkan teknik mengukir kepada masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil ukiran benda-benda bersejarah diantara kurun waktu kemerdekaan Republik Indonesia hingga periode kepemimpinan Soekarno.
Pembantu Rektor IV Unesa Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt. mengapresiasi terhadap karya-karya penelitian yang telah di-publish. "Saya kira penting sekali penelitian ini. Bagaimana cara mengenalkan monumen-monumen bersejarah yang tidak bisa bicara ini, untuk mengetahui bagaimana latar belakang historisnya, agar kemudian informasi tersebut bisa disebarluaskan pada masyarakat umum." (Raras/SR/Humas)
Share It On: