www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya – Merespons isu New-Normal yang akan diterapkan oleh pemerintah serta dilihat dari aspek Pancasila, Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Surabaya menggelar Webinar Dialektika New Normal dalam Perspektif Pancasila pada Rabu (10/6).
Webinar yang dimulai pukul 15.30 WIB melalui aplikasi meeting zoom itu menghadirkan pemateri yakni Dr. Windhu Purnomo, dr, M.S pakar kesehatan masyarakat (Public Health) Universitas Airlangga dan Dr. Hj. Hesti Armiwulan, S.H, M.Hum pakar hukum tata negara Universitas Surabaya.
Menurut Ketua pelaksana kegiatan webinar, Putri Diah Lestari, webinar dialektika yang dilaksanakan ini merupakan kegiatan pengganti dari beberapa program kerja yang terkendala akibat pandemi covid. Sehingga, ke depan akan ada webinar lanjutan dari departemen di HMJ Hukum.
“Pengangkatan isu tersebut karena New Normal sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat dan sebagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pandemi covid dikaitkan dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia,” ujar mahasiswa Jurusan Hukum.
Ia berharap semoga dengan dialektika yang telah dilaksanakan memberikan informasi baru bagi masyarakat khususnya untuk generasi milenial terkait new normal yang akan diberlakukan. Dengan demikian, mereka akan tahu apa yang sepatutnya dilakukan untuk membantu mengatasi pandemi sekaligus mengetahui dampak yang ditimbulkan.
Windhu Purnomo, menjelaskan tentang Situasi Epidemik COVID-19: Semangat Pancasila Menghadapi Tatanan Normal Baru. Windhu mengatakan menuju transisi ke kehidupan normal baru parameternya ada 3 yakni epidemiologi terkendali atau tidak, sistem kesehatan mampu menangani kenaikan jumlah kasus dan surveilans kesehatan masyarakat gencar dilakukan dan berkelanjutan.
Dalam simulasinya, Windhu menjelaskan ketika PSBB dilonggarkan atau dibuka maka dapat memicu munculnya lonjakan penambahan kasus baru , bahkan dapat melebihi puncak sebelumnya.
“Secara epidemiologi dan perilaku masyarakat bahwa sebetulnya belum siap menjalani new normal life,” terangnya.
Sementara itu, Hesti Armiwulan, yang memaparkan materi New-Normal dalam Perspektif Pancasila mengatakan bahwa dalam perspektif kesehatan semestinya new normal belum bisa diterapkan. Namun, sebenarnya ini merupakan tantangan bagi institusi, perguruan tinggi, dan pelaku usaha untuk membuat kebijakan yang memastikan bahwa masyakat tetap sehat, aman dan produktif berdasarkan nilai-nilai Pancasila. (QQ/sir)
Share It On: