
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar Workshop Literasi bersama Sekolah Indonesia Singapura (SIS) pada Kamis, 10 April 2025.
Kegiatan ini berlangsung secara daring ini merupakan langkah konkret internasionalisasi prodi dan institusi. Workshop ini menjadi ajang kolaboratif guna menciptakan suasana belajar yang interaktif dan membangun.
Dekan FBS Unesa, Syafi’ ul Anam menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas program edukatif, tetapi juga menjadi bagian penting dari strategi internasionalisasi fakultas, khususnya program studi.
"Melalui kerja sama ini, kami ingin menciptakan lingkungan belajar lintas negara yang optimal baik bagi peserta didik maupun pengajar. Ini juga memperluas kontribusi Unesa dalam bidang pendidikan dan kebudayaan secara global," ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah Indonesia Singapura, Semuel Kuriake Balubun, mengapresiasi langkah FBS Unesa dalam menjalin sinergi dengan SIS. Ia menegaskan bahwa keberadaan SIS sendiri dilandaskan pada semangat memperkuat rasa nasionalisme dan memperkenalkan budaya bangsa.
“Kami menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah awal untuk mendorong pengetahuan siswa baik dalam aspek akademik maupun budaya, supaya mereka bangga terhadap bahasa dan budaya Indonesia,” ungkapnya.
Dosen FBS, Abdul Kholiq sebagai pemateri pertama mengangkat tema “Maksimalisasi Literasi Bahasa dalam Peningkatan Penguasaan Kata Baku Bahasa Indonesia.” Dalam paparannya, ia menyoroti fenomena penggunaan bahasa yang sudah berkembang luas di masyarakat, tetapi sering kali menyimpang dari kaidah bahasa baku.
Ia mengajak peserta untuk kembali pada esensi bahasa Indonesia yang baik dan benar. "Buku adalah jendela dunia, sastra adalah kuncinya," ungkapnya, menekankan peran sastra sebagai fondasi dalam membentuk kesadaran literasi yang kuat.
Pemateri kedua, Ahsan Shohifur Rizal memperdalam pembahasan mengenai literasi sastra. Ia menyampaikan bahwa sastra memegang peran penting dalam menumbuhkan budaya membaca, khususnya di kalangan generasi muda.
“Sastra tidak hanya menjadi media ekspresi, tetapi juga alat refleksi yang membentuk karakter dan pemahaman budaya,” jelas akademisi Unesa itu.
Sementara itu, pemateri ketiga, Yoga Rifki Azizan, membawakan materi bertajuk “Optimalisasi Literasi Menulis dalam Balutan Pembelajaran Deep Learning di Sekolah.” Ia menjelaskan bahwa pendekatan deep learning dapat menjadi solusi dalam penguatan budaya literasi yang berkelanjutan di lingkungan sekolah.
Optimalisasi ini, menurutnya, tak hanya mendukung proses pembelajaran, tetapi juga mampu meningkatkan kemampuan problem solving, mengurangi kecemasan siswa, serta menciptakan hasil belajar yang lebih efektif.
Workshop ini merupakan bagian dari kerja sama internasional FBS Unesa dengan SIS Singapura, yang bertujuan memperluas jangkauan pendidikan Unesa dan diplomasi budaya Indonesia di kancah global.[]
***
Reporter: Dede Rahayu Adiningtyas (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: