www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Situasi kehidupan sekarang ini semakin tak menentu yang menuntut mahasiswa harus adaptif dan kreatif menciptakan atau memanfaatkan peluang yang ada. Selain itu, mahasiswa juga perlu belajar mengatur keuangan agar tidak terlalu boros yang bisa saja berdampak pada masa depan.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Dr. Moch. Khoirul Anwar, S.Ag.,MEI mengungkapkan terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan mahasiswa agar bisa lebih hemat mengeluarkan biaya hidup sehari-hari.
1. Kebutuhan bukan keinginan
Pria yang merupakan ketua Jurusan Ekonomi Islam itu mengungkapkan salah satu yang menyebabkan mahasiswa boros yaitu tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Keduanya sangat berbeda. Seringkali mahasiswa terjebak mendahulukan hal-hal yang diinginkan ketimbang yang dibutuhkan.
Ketika memiliki budget misalnya yang diutamakan adalah kebutuhan pokok terlebih dahulu. Karena mahasiswa tentunya masih kuliah, selanjutkan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan. “Keinginan seringkali ada hasrat untuk gaya-gayaan saja ketimbang melihat fungsi utamanya. Keinginan itu tidak ada habisnya. Semakin diikuti, semakin menjadi-jadi,” terangnya.
2. Rencanakan pengeluaran
Sebaiknya, mahasiswa membuat rencana pengeluaran bulanan. Ini bisa dirancang mulai dari apa saja yang dibutuhkan dan berapa budget yang harus dikeluarkan dalam satu bulannya. Selain itu juga perlu membuat semacam batasan maksimal budget yang perlu dikeluarkan. Secara tidak langsung ini akan membiasakan mahasiswa dalam mencari cara bagaimana mendapatkan barang sesuai kebutuhan dengan modal yang secukupnya.
Rencana yang dibuat harus dievaluasi di akhir bulan atau saat menyusun rencana pengeluaran bulan berikutnya. Jika off dari target berupa pengeluaran di atas batas maksimal misalnya bisa dicarikan apa penyebabnya dan bisa dibenahi pada rencana bulan berikutnya.
3. Gunakan uang tunai
Ternyata ada perbedaan respons psikologis antara belanja menggunakan uang tunai dengan nontunai. Kalau nontunai, orang tak merasa sudah menghabiskan banyak uang. Sementara pakai tunai, kehilangan uang akan lebih terasa dan bikin sesak, apalagi saat berbelanja dengan nominal yang agar besar.
Menurut Khoirul, penggunaan uang tunai akan memberikan signifikansi yang tinggi dalam menekan pengeluaran keuangan. Ketika mahasiswa terbiasa berbelanja menggunakan uang tunai, maka tidak ada keinginan besar untuk membeli barang lainnya. Sedangkan ketika menggunakan uang non-tunai, ada dorongan untuk membeli barang dalam jumlah porsi yang besar dan kekurangan uang tidak terlalu terasa.
4. Gaya hidup sederhana
Memang tidak ada yang melarang mahasiswa untuk bergaya, tetapi sebaiknya bergaya itu harus sesuai dengan isi kantong. Gaya hidup yang tak sesuai isi kantong sering menyebabkan kegagalan finansial seseorang. Karena itu, mindset gaya hidup perlu diubah. Gaya hidup tak perlu mahal dan branded, yang penting nyaman digunakan dan memiliki fungsi sesuai kebutuhan.
5. Sadar diri
Kendati ada sejumlah mahasiswa yang memiliki pendapatan, tetapi kebanyakan dari mereka masih mengandalkan ‘kiriman’ orang tua. Karena itu, mahasiswa harus menyadari anggaran orang tua yang didapatkan dengan jerih payah hanya untuk kebutuhan kuliah anaknya.
“Uang ini kan hasil kerja banting tulang untuk kuliah anaknya. Kiriman mereka untuk dipakai buat kebutuhan kuliah, bukan buat gaya-gayaan atau untuk membeli hal yang kurang dibutuhkan. Pemberian orang tua harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik,” ucapnya.
6. Tidak hedon
Keborosan yang membuat banyak orang melarat akhirnya yaitu karena terlalu hedon atau mencari kesenangan dan kepuasaan. Hendry Cahyono, S.E.,M.E., dosen FEB mengatakan bahwa sesuatu yang berlebihan memang tidaklah bagus, termasuk dalam gaya hidup. “Kalau mahasiswa sudah mulai menuruti keinginan untuk senang-senang dan menggunakan budget yang terbatas. Nah itu tandanya mulai hedon dan itu harus ditekan,” ucapnya.
7. Kurangi makan di luar
Makan di luar rumah memang bisa lebih mahal atau lebih murah dari biaya makan hasil buatan sendiri di rumah. Namun, kecenderungannya, makan di luar bisa lebih boros. Godaan ragam pilihan menu yang ada bisa membuat orang kalap.
Agar lebih hemat, sebaiknya bisa masak sendiri di rumah atau membawa bekal dari rumah. Makan di luar bisa saja, tetapi jangan terlalu keseringan. Walaupun misalnya makan di luar, carilah tempat makan yang sehat dan enak tetapi murah. []
***
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay
Share It On: