PENTING: Beberapa zat yang terkandung dalam mie instan bisa berdampak pada kesehatan tubuh, jika dikonsumsi rutin dan berlebih. Hindari berbuka dengan mie instan, sebab bisa memicu rasa haus dan kembung saat puasa (ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/bymuratdeni).
Unesa.ac.id, SURABAYA—Waktu makan sahur antara bangun tidur dan imsak yang terbatas, membuat kebanyakan orang lebih memilih makanan instan seperti mie instan misalnya untuk makan sahur. Asupan makanan instan untuk makan sahur yang notabenenya menjadi sumber energi bagi tubuh selama seharian tidak disarankan untuk dikonsumsi secara rutin.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UNESA, dr. Rahmantio Adi, Sp.PD. menyebutkan, meskipun menjadi pilihan praktis, sebenarnya merupakan sumber karbohidrat sederhana yang mudah diserap tubuh.
Namun, konsumsi mie instan perlu dihindari, terutama saat sahur karena tingginya kandungan natrium dan MSG yang dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman di tubuh selama berpuasa.
"Konsumsi natrium berlebih ini bisa menjadikan seseorang cepat haus, dan kadang kala juga menyebabkan rasa terbakar di dada dan kembung, apalagi untuk penderita lambung," jelasnya.
Dokter Tio melanjutkan, vitamin yang terkandung dalam mie instan dapat rusak saat dimasak pada suhu tertentu, sehingga mengurangi nilai gizi setelah dimasak.
Dosen sekaligus dokter spesialis itu menyarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks lain yang ada di beberapa makanan lain.
Aulia Putri Srie Wardani, S.Gz., M.Sc., dosen ilmu gizi UNESA juga mengingatkan kadar konsumsi natrium garam bagi pecinta mie instan. Ia menyebut konsumsi natrium, dengan rekomendasi tidak melebihi 2000 mg natrium atau setara dengan 5 gram garam atau satu sendok teh garam per hari.
Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, satu porsi makanan harus mencakup karbohidrat, protein, dan serat. Berbeda dengan mie instan dalam kemasan, kandungan yang ada tidak seimbang seperti tinggi karbohidrat, tetapi rendah serat.
"Lihat kandungan gizi di belakang kemasan makanan instan, jika kandungan gizinya dinilai wajar, maka tidak masalah untuk dikonsumsi," ujarnya.
Apabila kondisi terpaksa untuk mengonsumsi mie instan, ia menyarankan untuk tidak menggunakan seluruh bumbunya saat disajikan. Takaran bumbu yang cukup setengahnya saja dapat mengurangi kadar natrium berlebih.
Selain itu, jika harus mengonsumsi makanan instan, pastikan untuk mengkombinasikannya dengan kandungan gizi lainnya, seperti sayuran seperti sawi dan wortel.
"Jika perlu tambahkan kandungan protein seperti telur atau daging ayam, yang dapat meningkatkan asupan serat, vitamin, dan mineral," tambahnya.
Selain nasi ada beberapa alternatif seperti oat atau gandum yang lebih disarankan daripada karbohidrat sederhana seperti mie instan.
Kandungan pada alternatif itu juga dinilai cocok sebagai menu sahur dalam menjaga kesehatan tubuh dan menjalani puasa dengan lebih nyaman. []
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam* (FIP)
Foto/ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/bymuratdeni
Share It On: