www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Kendati sudah dikenal luas masyarakat dunia, bahasa Indonesia harus terus ‘dibumikan’ di dunia internasional. Salah satu caranya yaitu lewat program BIPA atau Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Ini disampaikan Prima Vidya Asteria, M.Pd., Pengajar BIPA UNESA dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Peradaban, pada Sabtu, 14 Januari 2023.
Perempuan kelahiran Ngawi tersebut mengatakan, dalam menginternasionalkan bahasa Indonesia, sarananya banyak, salah satunya tentu bahasa Indonesia itu sendiri. Substansi yang dikenalkan kepada dunia internasional bukan sekadar bahasa, tetapi nilai-nilai ke-Indonesia-an yang universal.
“Bahasa Indonesia atau BIPA ini seperti jembatan yang memiliki fungsi menyambungkan Indonesia dengan dunia internasional. Dampaknya banyak bagi kita di berbagai bidang, ideologi, pendidikan, politik, sosial hingga budaya,” bebernya.
Pengembang produk BIPA itu menjelaskan ada berbagai macam program BIPA di antaranya darmasiswa yang merupakan program beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk mahasiswa asing bisa belajar bahasa-budaya Indonesia selama tahu tahun. Biasanya yang terlibat adalah mahasiswa dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Ada juga program KNB (Kerja Sama Negara Berkembang) yang diikuti mahasiswa dari negara berkembang yang akan melanjutkan studi di Indonesia. Kemudian juga ada program di sekolah internasional. Selain itu juga ada dalam bentuk kursus di lembaga hingga privat atau mandiri.
Dia mengungkapkan, antusiasme warga dunia untuk mempelajari bahasa Indonesia semakin meningkat. Tercatat ada 355 lembaga penyelenggara program BIPA di 46 negara. Dari jumlah tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek telah memfasilitasi 146 lembaga di 25 negara.
Ada berbagai tujuan orang asing belajar bahasa Indonesia di antaranya, ada yang untuk pekerjaan, berbisnis, ada yang hanya ingin melatih bahasa Indonesia, ada juga karena mereka kuliah atau riset di Indonesia dan masih banyak lagi.
Dalam pembelajaran BIPA ada dua aspek kunci yang diperkenalkan yaitu bahasa dan budaya. “Orientasi pembelajaran BIPA tidak semata tata bahasa, tetapi juga bahasa dan budaya. Kemudian membentuk keterampilan berkomunikasi sebagai life skill dan ini merupakan wujud dari interaksi global sehingga terwujud pemahaman lintas budaya dan negara,” bebernya.
“Dari penjelasan pemateri, tidak ada metode pembelajaran yang benar, yang ada hanya metode pembelajaran yang efektif. Menumbuhkan rasa nyaman dalam setiap pembelajaran penting dilakukan pengajar BIPA,” ucap M. Shofiudin Shofi, M.Pd., selaku moderator acara tersebut.
Ririn Setyorini, M.Pd., Pengajar Prodi Bahasa Indonesia, Universitas Peradaban menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah menyampaikan keuntungan dari program BIPA, yaitu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan potensi mengajar bahasa Indonesia di luar negeri. []
***
Penulis: Rafa Afifa Maharani
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Humas Tim Humas UNESA
Share It On: