www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Dalam memperingati Bulan Bahasa dan Seni 2017, dan Dies Natalis ke-53 Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan lomba Pidato Nasional bagi Penutur Asing atau BIPA, Sabtu (11/11).
Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd., Wakil Dekan III, Fakultas Bahasa dan Seni, dalam sambutannya mengharapkan kegiatan ini dapat memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menyatukan bukan hanya bangsa sendiri tetapi juga dapat menyatukan kebudayaan yang berbeda dengan negara lain.
“(Acara, -red.) Ini baru pertama kali diadakan oleh Unesa. Saya berharap bisa menjadi agenda tahunan. Melalui lomba pidato ini saya berharap bahasa Indonesia dapat menyatukan perbedaan budaya Indonesia dengan negara-negara lainnya”, jelasnya.
Wu Dan, perempuan asal Tiongkok ini salah seorang peserta lomba Pidato Nasional bagi Penutur Asing atau BIPA. Bersama 15 peserta lainnya dari berbagai negara, ia berkompetisi memperlihatkan kepiawaian berbicara bahasa Indonesia di gedung Rektorat Unesa, Kampus Lidah Wetan.
Meski dibalut rasa gugup karena harus berbicara bukan bahasa ibu, para peserta tetap nampak antusias. Abdul Azis Yousof, peserta asal Vietnam mengungkapkan kegembiraannya mengikuti lomba pidato. Ini pengalaman pertama baginya sehingga ia mengaku sangat tertarik.
“Banyak teman menilai bahasa indonesia mungkin tidak menarik untuk dipelajari. Mereka belum mengetahui betapa menariknya bahasa Indonesia untuk dipelajari. Mereka menganggap bahasa Indonesia terlalu mudah untuk dipelajari. Namun kenyataannya, beragam kebudayaan yang ada di Indonesia membuat bahasa Indonesia sangat menarik untuk dipelajari”, tuturnya.
Antusiasme Abdul Azis dirasakan oleh Wu Dan atau akrab dipanggul Liliana. Meski sempat gugup dan merasa kemampuannya masih kurang baik, ia tetap bersemangat dan bangga. Baginya, kebudayaan Indonesia yang beragam menjadi ketertarikan tersendiri. Kesempatan berada di Indonesia coba ia manfaatkan untuk belajar bahasa Indonesia lebih jauh.
“Indonesia sangat luas. Saya sangat suka dengan beragam perbedaannya. Awalnya saya hanya tahu bahwa Bali itu milik Indonesia. Lalu ketika saya sudah berada di Indonesia saya tertarik untuk berkeliling Indonesia untuk mengenal keberagaman Indonesia lebih jauh”, tuturnya.
Ketertarikannya Liliana pada Indonesia diwujudkan dengan rencananya berkeliling ke berbagai kota, salah satunya Yogyakarta.
“Saya sangat tertarik belajar kebudayaan Indonesia. Jadi setelah ini saya mau ke Yogyakarta. Saya senang sekali dan kesempatan ini akan saya gunakan untuk mempelajari Bahasa dan Budaya dari Kota Pelajar Yogyakarta”, ujarnya bersemangat.
Lomba Pidato Nasional ini diikuti mahasiswa dari berbagai negara seperti Thailand, Vietnam, Jepang, Tiongkok, Afghanistan. Mereka adalah peserta program bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di berbagai kampus di Jawa Timur, termasuk salah satunya di Unesa. Program BIPA Unesa tidak hanya memberikan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia seperti berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan. Lebih dari itu, mahasiswa BIPA juga diajari budaya Indonesia seperti keterampilan seperti karawitan, membatik, dan lainnya. (tar/bil/lus)
Share It On: