
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA–Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sub-Unit Kantor Pusat Unesa menggelar santunan pendidikan dan syiar Ramadan bersama Ning Umi Laila. Kegiatan ini berlangsung di Lantai 6 Rektorat Kampus 2 Unesa Lidah Wetan, pada Kamis, 20 Maret 2025.
Berbeda dengan pertemuan rutin biasanya, pertemuan yang bertepatan dengan bulan puasa ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anggota DWP Unesa. .
Hal tersebut disampaikan Ketua DWP Unesa, Endah Purnomowati Nurhasan dalam sambutannya. Ia menuturkan, kegiatan berbagi kasih berupa paket sembako yang diberikan kepada satpam dan petugas kebersihan ini sebagai apresiasi dari kinerja mereka.
Selain itu ada pula santunan pendidikan yang diberikan untuk beberapa anak dari Tenaga Kerja Tidak Tetap (TKTT) Unesa.
"Kami sangat berterima kasih karena Anda semua adalah ujung tombak dari Unesa yang memastikan lingkungan Unesa tetap aman dan nyaman. Juga semoga santunan pendidikan ini bisa digunakan sebaik-baiknya," ungkapnya.

www.unesa.ac.id
Sementara itu dalam tausiahnya, Ning Umi Laila, pendakwah muda asal Surabaya ini menyebut tidak akan bergerak kaki seseorang di hari kiamat sampai dimintai pertanggungjawaban atas empat perkara.
Pertama, dipergunakan untuk apakah umur yang sudah Allah SWT berikan. Apakah untuk hal yang baik atau justru buruk. Ia menegaskan, jangan sampai seorang hamba tidak menggunakan umurnya dengan baik.
"Umur panjang berarti memikirkan bagaimana kebermanfaatan umurnya untuk melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya dengan berbagi dan mendoakan kebaikan untuk orang lain," jelasnya.
Kedua, tentang ilmu yang dimiliki. Setidaknya jikapun bukan guru atau dosen, tetap bisa berbagi keilmuannya dengan minimal mengimplementasikan pengalaman dan wawasan dalam kehidupan sehari-hari.

www.unesa.ac.id
Misalnya ketika seorang anak melihat orang tuanya bermain HP, sedangkan mereka meminta sang anak untuk berjamaah, itu adalah hal yang sulit untuk dilaksanakan.
Tetapi akan lebih mudah menasehati anak dengan teladan. Artinya, orang tuanya juga melakukan apa yang diperintahkan, salat berjamaah contohnya.
Ketiga, amal perbuatan. Menjaga hubungan dengan Allah dan dan sesama manusia. Sabar dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Menempatkan pekerjaan sebagai bagian dari ibadah agar lelahnya juga terhitung pahala.
Terakhir tentang kesehatan. Bagaimana seseorang menggunakan kesehatannya saat masih hidup di dunia. Apakah digunakan untuk kebaikan atau keburukan.
"Mari optimalkan ramadan untuk mendidik dan menggembleng diri kita menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya," ajak Umi Laila dalam acara yang digelar dengan tema 'Mengambil hikmah di bulan suci dengan berbagi' itu.[]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: