Pimpinan dan dosen FK UNESA bersama mahasiswa baru dalam PKKMB
Unesa.ac.id, SURABAYA—Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengukuhkan sekitar 147 mahasiswa baru dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024. Sejumlah maba tersebut menjalani serangkaian PKKMB yang dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan.
Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kemahasiswaan, dan Alumni, FK, dr. Febrita Ardianingsih menekankan bahwa menjadi mahasiswa kedokteran bukan hanya tentang meraih pencapaian akademik, tetapi juga tentang mengembangkan diri secara holistik.
"Selain itu, PKKMB tidak hanya memperkenalkan mahasiswa baru pada lingkungan kampus, tetapi juga memberikan pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola stres dan tekanan yang mungkin mereka hadapi,” ucapnya.
Dengan bekal yang diberikan selama PKKMB, ia berharap para mahasiswa FK dapat lebih siap secara mental dan emosional dalam menempuh pendidikan kedokteran yang intensif, sehingga mereka dapat menjaga keseimbangan antara tuntutan akademik dan kesehatan mental.
***
Dosen FK, dr. Sisi Artayasuinda, mengungkapkan mahasiswa FK sering menghadapi berbagai stressor yang meliputi tuntutan akademik yang sangat tinggi, di mana banyaknya informasi yang harus dipelajari menimbulkan tekanan besar. Selain itu, disiplin dalam manajemen waktu, adaptasi terhadap lingkungan sosial baru.
”Beban kerja yang berat juga turut menambah tekanan. Bahkan, tingkat atau tahun pendidikan dapat menjadi faktor penentu seberapa besar tekanan yang dirasakan mahasiswa,” jelasnya.
Sebuah meta-analisis menunjukkan bahwa 33% dari mahasiswa kedokteran mengalami depresi, menjadikan mereka lebih rentan dibandingkan populasi umum. Dokter Sisi menekankan bahwa risiko depresi ini terutama lebih tinggi pada mahasiswa perempuan.
Sesi talkshow atau sharing dosen FK dengan mahasiswa baru tentang cara manajemen stres, kecemasan hingga cara belajar.
Gejala depresi yang umum dialami meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, menurunnya semangat, serta mudah merasa lelah. Perasaan-perasaan ini jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat dapat mengganggu kehidupan akademik dan sosial mahasiswa.
Selain depresi, ia juga menggarisbawahi perbedaan antara depresi dan kecemasan (anxiety). Kecemasan seringkali disertai dengan gejala-gejala fisik seperti sakit kepala, keringat berlebihan, jantung berdebar, rasa tidak nyaman pada perut, atau kegelisahan motorik.
Untuk mencegah dan mengatasi stres, ia memberikan beberapa rekomendasi penting. Mahasiswa diimbau untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga secara teratur, tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
”Penting juga untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, berpikir positif, dan tidak ragu untuk membicarakan keluhan mereka dengan seseorang yang dapat dipercaya,” tambahnya.
***
Dosen lainnya, dr. Ariesia Dewi Ciptorini, juga memberikan panduan berharga tentang cara meningkatkan dan menjaga motivasi belajar. Menurutnya, lingkungan belajar yang optimal adalah kunci utama dalam menjaga motivasi. Dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman sangat penting, karena mereka dapat membantu menciptakan lingkungan yang nyaman dan minim gangguan.
”Penggunaan alat dan fasilitas juga harus tepat tepat, serta rutinitas belajar yang konsisten, juga menjadi faktor penting dalam menciptakan suasana belajar yang produktif,” tambahnya.
Untuk mengatasi rasa malas dan kejenuhan yang sering kali menghambat motivasi belajar, Ariesia menyarankan untuk mengidentifikasi penyebabnya terlebih dahulu. Setelah penyebabnya ditemukan, mahasiswa dapat membagi tugas menjadi bagian yang lebih kecil dan manageable.
Dukungan sosial juga menurutnya memainkan peran penting dalam menjaga motivasi belajar. Ariesia menekankan pentingnya bergabung dengan kelompok belajar, berkonsultasi dengan mentor atau pembimbing akademik, serta menjaga komunikasi yang baik dengan keluarga dan teman.
”Memiliki mindset positif adalah kunci untuk terus maju. Fokus pada perkembangan diri daripada kesempurnaan, tetap berpikir positif, dan selalu mengingat motivasi awal adalah cara-cara efektif untuk menjaga semangat belajar,” terangnya.[]
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Tim PKKMB FK
Share It On: