Kegiatan ini dihadiri pengurus atau anggota Apebskid dan jajaran mahasiswa, dan dosen FBS UNESA.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bersama Apebskid (Afiliasi Pengajar-Peneliti Budaya, Bahasa, Sastra, Komunikasi, Seni dan Desain) Jawa Timur mengadakan webinar #2 bertema “Prospek Komodifikasi Sastra Anak” secara daring, pada Sabtu, 30 November 2024 lalu.
Dalam sambutannya, Ketua Apebskid Komisariat Jatim, sekaligus dosen FBS UNESA, Much. Khoiri menyampaikan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkuat forum dan diskursus kesusastraan di Jawa Timur, yang kali ini secara khusus membahas sastra anak bersama para pakar.
“Apebskid ke depannya akan menaungi berbagai bidang untuk mengembangkan afiliasi yang terus bersinegri dan terbuka dengan proyek kolaboratif,” ucap pegiat literasi dan penulis produktif kampus ‘Rumah Para Juara’ tersebut.
Dewan Pembina Apebskid Indonesia, Suwardi Endraswara mengutarakan ketertarikannya pada tema yang dibahas. Ia menekankan bahwa sastra anak penting disoroti, sebab menjadi dasar dari pembelajaran sastra sejak dini.
“Sehingga bila diberikan atensi dalam lensa komodifikasi akan berpotensi menjadi prospek yang memacu dan memicu para komisariat menyelenggarakan kegiatan lanjutan,” ucapnya.
Kegiatan ini dibuka Ketua Dewan Pakar Apebskid Indonesia, Setya Yuwana Sudikan. Guru besar UNESA itu mengatakan, konsep komodifikasi yang terdiri atas faktor penyebab, bentuk-bentuk, fungsi, dan dampaknya yang dikaitkan pada sastra anak ini dapat meningkatkan kepedulian terhadap sastra anak.
“Kegiatan ini penting untuk menggiatkan minat terhadap sastra anak. Selain kegiatan ini, saya harap agenda sekolah penelitian yang dinaungi Apebskid Jawa Timur dapat memberdayakan para peneliti di bawah naungan langsung para pakar yang ahli dalam bidangnya,” ucapnya.
Webinar ini dihadiri tiga narasumber yang merupakan pakar di masing-masing bidang. 1) Suyatno, guru besar UNESA yang menyampaikan materi ‘Komodifikasi Sastra Anak.’ 2) Djuli Djatiprambudi, guru besar UNESA yang membahas tentang ‘Anak-anak dan Dunianya: Mula-mula adalah Bermain.’
Selanjutnya, 3) Ali Mustofa, juga pakar UNESA yang menyampaikan tentang ‘Sastra Anak dan Kesadaran Lingkungan: Sastrawan, Sastra, dan Lanskap.’ Pemateri didampingi moderator, Zulidyana.
Ali Mustofa membahas pentingnya mengenalkan pendidikan kepada anak sejak dini melalui sastra anak sebagai media yang dapat berperan dalam mengajarkan nilai-nilai lingkungan.
“Hal ini bisa kita implementasikan dalam pendidikan. Salah satunya dengan mengintegrasikan sastra anak yang berfokus pada lingkungan dalam kurikulum sekolah serta melakukan aktivitas pembelajaran berbasis cerita,” ucapnya.
Pemateri berikutnya, Suyatno menyoroti sastra anak sebagai komoditas yang kini menjadi pusat perhatian dunia, hanya saja cerita ke-Indonesiaan belum dikomoditaskan, ruang lingkupnya masih di ranah penceritaan keluarga, daya lejitnya belum muncul, serta belum tergarap dengan nafsu dan ambisi tinggi.
“Cerita rakyat yang memuat kearifan lokal Indonesia dalam perkembangannya hanya tersorot sebagai sastra lisan, padahal akan sangat potensial jika dikembangkan sebagai ladang subur sastra anak yang sarat nilai moral,” ucapnya.
Menurutnya, terdapat beberapa cara yang dapat diupayakan dalam pengembangan sastra anak di Indonesia, yakni poles, gali, dan kait. “Poles sastra anak melintasi teori yang tersedia, lalu gali cerita-cerita baru yang ada di Indonesia, dan kaitkan cerita anak dengan bidang lain,” terangnya.
Sementara itu, Djuli Djatiprambudi menegaskan, dunia anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan berkarya. Tidak hanya mengedepankan bidang akademik, tapi juga non-akademik.
“Bermain adalah bagian penting bagi tumbuh kembang anak. Karena melalui bermain anak belajar keterampilan sosial, emosional, dan kognitif,” imbuhnya.
Kegiatan ini merupakan dari webinar pertama yang sebelumnya diselenggarakan pada 16 November dengan mengusung tema “Pelestarian Seni Melalui Pendidikan dan Budaya Masyarakat”.
Wujud dari manifestasi kerja sama antara UNESA dan APEBSKID Indonesia yang bertujuan menyediakan ruang dialog bagi para pengajar dan peneliti pada bidang-bidang keilmuan dalam naungan Apebskid.[*]
***
Reporter: Diva Novana Widia Putri (FEB) dan Tarisa Adistia (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: