www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Universitas Negeri Surabaya bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku menggelar Webinar Nasional dengan tema “Kesiagaan dalam Menghadapi Potensi Gelombang ke-3 Covid-19 Melalui Perubahan Perilaku” pada Selasa, 23 November 2021 secara daring dan disiarkan di Youtube Unesa Official.
Webinar dipandu oleh Kenia Ari selaku moderator dengan menghadirkan tiga narasumber yakni, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, dr. Tirta Mandira Hudhi, Influencer Media Sosial, dan Diana Setyawati, M.Hsc.Psy., Ph.D, Dosen Fakultas Psikologi UGM.
Acara diawali dengan sembutan Rektor Unesa Prof. Dr. H. Nurhasan M.Kes, yang menyampaikan perihal pentingnya adaptasi, inovasi, dan kolaborasi dalam melakukan edukasi protokol kesehatan. Dengan semangat keberhasilan menangani gelombang kedua Covid-19, diharapkan menjadi bekal menghadapi pandemi ke depan.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku Dr. Sonny Harry B Harmadi, S.E., M.E., menyampaikan, perubahan perilaku 3M dan 3T tak henti-hentinya disosialisasikan pemerintah dimana pun berada. Tujuannya agar masyarakat semakin teredukasi dan angka kasus yang rendah saat ini tetap terjaga.
Dia menambahkan, data gelombang keempat yang terjadi saat ini di belahan Eropa seperti di Inggris, Rusia, Jerman, dan Polandia. Hal tersebut merupakan isu yang hangat sekaligus dapat menjadi peringatan agar Indonesia tetap waspada. “Antisipasi dan waspada harus dilakukan lewat perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, tetap jaga jarak, masker dan tentunya konsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga,” ujarnya.
Dosen Fakultas Psikologi UGM, Diana Setyawati, memaparkan materi tentang isu psikologis yaitu kesehatan jiwa menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Diana menyinggung tentang Pandemi Fatigue atau kelelahan mental yang dialami oleh masyarakat akibat pandemi. “Kecemasan dan kelelahan mental kita selama menghadapi pandemi ini adalah sebuah normal reaction in abnormal situation,” paparnya.
Dosen Fakultas Psikologi UGM tesebut juga menambahkan bahwa Pandemi Fantigue dapat mereda dengan sendiri hingga total sembuh seiring berjalannya waktu. “Faktor psikologis yang terpenting dalam menghadapi gelombang ketiga Covid-19 adalah berpikir positif yang diikuti dengan aspek spiritualitas (Meaning Making),” imbuhnya.
Kemudian, Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, Indonesia perlu waspada terkait potensi adanya gelombang ketiga Covid-19. Upaya preventif dapat dilakukan sedini mungkin dengan cara 3M dan 5M. Terutama pemerataan vaksinasi, penekanan pengurangan mobilitas masyarakat, dan pemeriksaan diri sedini mungkin apabila ada indikasi gangguan kesehatan.
Ia melanjutkan, ketahanan Rumah Sakit dalam kondisi pandemi seperti ini harus tetap terjaga. “Hal lain yang tak boleh luput dalam penanganan Covid-19 adalah sektor fasilitas kesehatan seperti rumah sakit yang harus cepat beradaptasi dan harus memiliki fleksibilitas. Rumah sakit antar kota harus terinterelasi,” tuturnya.
Influencer Media Sosial, dr. Tirta Mandira Hudhi, menyampaikan bahwa, angka kasus Covid-19 akan selalu mengalami naik turun. Oleh sebab itu dr. Tirta mengimbau tentang pentingnya menjaga antibodi dalam situasi pandemi. “Meski gelombang ketiga belum tentu terjadi tetapi berbagai variabel probabilitas seperti libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi poin yang harus diperhatikan,” tekannya.
Ia menegaskan, kunci dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini adalah terletak pada kemampuan mengkomunikasikan informasi satu arah dengan baik, karena pada kenyataannya masyarakat masih bingung akibat informasi yang tumpang tindih. “Bacalah informasi secara utuh dari sumber yang terpercaya,” pesannya. [Humas UNESA]
Share It On: