Wamendikti Saintek RI menjadi pembicara utama dalam FGD UNESA. Guru besar bidang pendidikan UMM itu menekankan beberapa hal penting terkait revitalisasi dan transformasi pendidikan tinggi menuju Indonesia Emas 2045.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) membahas strategi transformasi pendidikan tinggi bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek), Fauzan dalam Focus Group Discussion (FGD) di Auditorium lantai 11, Rektorat, Kampus II Lidah Wetan, Surabaya, pada Sabtu, 7 Desember 2024.
Dalam FGD bertajuk ‘Transformasi Pendidikan Tinggi untuk Menuju Indonesia Emas 2045,’ guru besar atau profesor bidang pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menekankan pentingnya revitalisasi peran pendidikan tinggi di Indonesia dalam mewujudkan target pembangunan nasional.
Setidaknya ada lima target pembangunan ekonomi melalui penyiapan sumber daya manusia lewat pendidikan. Pertama, menurunkan angka kemiskinan. Kedua, swasembada pangan. Ketiga, Swasembada energi. Keempat, subsidi tepat sasaran, dan. Kelima, hilirisasi komoditas.
Mewakili Nurhasan Rektor UNESA, Bachtiar Syaiful Bachri Wakil Rektor II UNESA memberikan sambutan, tujuan dan harapan terselenggaranya FGD.
Dalam mewujudkan target tersebut, dibutuhkan penguatan SDM yang juga sebagai lokomotif menuju Indonesia Emas 2045. SDM unggul yang diharapkan tersebut hanya bisa diwujudkan dan disiapkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.
Dalam implementasinya, perguruan tinggi di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang harus dicarikan strateginya bersama, yaitu tantangan dana penelitian, kesempatan kerja lulusan perguruan tinggi, talenta sains dan teknologi, regulasi dan kebijakan, hingga link and match antara pendidikan tinggi dan dunia usaha dan industri (dudi).
Karena itu, perlunya dilakukan revitalisasi yang meliputi tata kelola tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat), dan tata kelola kelembagaan.
“Tata kelola tridarma juga termasuk waktu kuliah 4-7 tahun, optimalisasi masa idle, dan keahlian kompetensi yang perlu jadi perhatian bersama. Intinya, revitalisasi ini terkait peningkatan kualitas pengajaran, pengabdian dan inovasi yang berdampak bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara terkait tata kelola kelembagaan meliputi aspek SDM melalui peningkatan kualitas dan skilling alumni. Selain itu juga melalui peningkatan income generating dengan hilirisasi riset dan unit bisnis.
GAYA CAK HASAN: Jajaran pimpinan dan civitas UNESA bersama Wamendikti Saintek RI.
Kegiatan ini dihadiri seluruh jajaran pimpinan universitas, dekan, wakil dekan, direktur, kepala lembaga, dan koorprodi selingkung UNESA. Wakil Rektor II UNESA, Bachtiar Syaiful Bachri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa UNESA sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki komitmen untuk berkontribusi bagi kemajuan dan transformasi pendidikan tinggi di Indonesia
“Kami berharap forum diskusi hari ini menjadi momentum strategis untuk menghasilkan rekomendasi rekonstruktif, baik bagi UNESA maupun masyarakat Indonesia, serta guna kemaslahatan umat manusia,” ujar pakar kurikulum dan teknologi pendidikan itu.
Selanjutnya, Wakil Rektor IV UNESA, Martadi, turut menyampaikan hal yang selaras, bahwa UNESA ingin berkontribusi penuh terhadap berbagai permasalahan bangsa Indonesia.
Pakar pendidikan UNESA itu berharap melalui FGD ini, UNESA dapat memperoleh wawasan mengenai arah transformasi kebijakan pendidikan tinggi yang dapat menjadi acuan dalam menyusun program-program strategis pada tahun 2025. “Kami juga berharap Prof Fauzan dapat berbagi pengalaman di karirnya terutama ketika menjadi Rektor UMM,” tambahnya.
***
Reporter: Dede Rahayu Adiningtyas (FIP), Prismacintya (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: