Halalbihalal Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) hadirkan dosen prodi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhsiyah) UINSA, Dr. H. Muhammad Ghufron, Lc., M.H.I., sebagai pengisi tausiah.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar Halalbihalal Idulfitri 1445 H bertema “Mempererat Tali Silaturahmi Keluarga Besar Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya” pada Jumat, 19 April 2024 di halaman Gedung T2 FBS, UNESA Kampus Lidah Wetan.
Dekan FBS, Syafi’ul Anam, Ph.D., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan momentum yang tepat untuk menguatkan silaturahmi antardosen, staf, dan tendik selingkung fakultas. Dia berharap sinergi yang telah ada dapat meningkat dan mampu menciptakan proses akademik yang baik serta kondusif di lingkungan kampus.
Dalam kesempatan itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Dr. Martadi, M.Sn., mengatakan bahwa halalbihalal merupakan kegiatan yang tepat dilaksanakan pascalebaran.
Saling bermaaf-maafan atas kesalahan atau kekhilafan yang disengaja maupun tidak disengaja. Pasalnya, pada saat ini kecanggihan teknologi dapat mengurangi kesakrakalan momen bermaaf-maafan itu.
“Misalnya saja, kita bisa berkirim pesan ucapan “minal aidzin wa faidzin, mohon maaf lahir batin” melalui via gambar saja di sosial media. Hal tersebut memang praktis. Namun alangkah baiknya ucapan tersebut disampaikan dengan cara bertemu langsung. Manfaatnya supaya bisa memperkuat silaturahmi antar partner kerja,” ucapnya.
Dosen prodi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhsiyah) UINSA, Dr. H. Muhammad Ghufron, Lc., M.H.I., memberikan tausiyah seputar Idulfitri yang memiliki makna bergegas menuju kebaikan. Dalam terminologi agama Islam ada maslahat pasif dan aktif.
Maslahat pasif misalnya tidak mengganggu orang, sedangkan maslahat aktif misalnya tidak mengganggu atau ngerusuhi orang lain. Sedangkan maslahat aktif tidak sekedar berbuat baik ataupun tidak mengganggu orang lain, tetapi juga disertai dengan kebaikan dengan memberi hadiah.
Pada kegiatan halalbihalal, pemberian doorprice di akhir acara merupakan hal yang tepat. Sudah mencontoh apa yang agama Islam ajarkan dahulu.
Dalam sejarahnya, halalbihalal pertama kali diiniasi oleh Ir. Soekarno supaya bagaimana setelah lebaran, bangsa Indonesia dapat bersatu saling bersilaturahmi untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
“Dalam kehidupan bersosial, jika kita semakin dekat dengan orang lain, pasti ada kalanya bergesekan pendapat. Hal itu dapat memicu perdebatan atau perpecahan. Jika hal hal itu muncul maka segera beristighfar dan meminta maaf,” paparnya. Kegiatan ini dihadiri seluruh jajaran keluarga besar FBS; pimpinan, dosen, tendik, dan mahasiswa. []
***
Reporter: Fionna Ayu Shabrina (FMIPA)/Rafa Afifa Maharani (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: