www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Dengan mengusung tema “Implementasi Kurikulum Merdeka sebagai Transformasi Pembelajaran pada Era Society 5.0”, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan “Seminar Nasional Pendidikan 2022” pada Sabru, 12 November 2022 di FEB, Kampus Ketintang.
Hadir sebagai opening speech, Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur, Iwan S.Hut.,M.M, menyatakan bahwa era teknologi yang cepat berkembang ini mendorong terciptanya lapangan pekerjaan yang baru. Ini tantangan bagi generasi muda Indonesia.
“Kami di Jatim membuat program Nawa Bhakti Satya yang dimaksud itu seperti menyiapkan calon lulusan di pendidikan formal, mengkaitkan pekerjaan ekonomi dengan digitalisasi, meningkatkan daya saing angkatan kerja melalui up-skilling dan re-skilling melalui pendidikan vokasi,” terangnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Bangkalan, Dr. Mustakim, S.S.,M.Si menyampaikan bahwa guru di abad ke-21 memegang peranan penting untuk akselerasi dalam implementasi kurikulum merdeka. Dalam kurikulum tersebut, guru harus menguasai kompetensi-kompetensi dalam pembelajaran.
Kompetisi yang dimaksud di antaranya, 1) purpose atau mission, artinya guru terpanggil untuk melayani peserta didik. 2) decision making, guru dapat mengidentifikasi masalah dan peluang kemudian mencari dan menemukan alternative pemecahan masalah, 3) Initiating action, peka terhadap permasalahan yang ditemukan. 4) Building positive working relationship, mencari dan menemukan peluang kolaborasi dengan pihak lain.
Kemudian, 5) coaching, guru dapat menyelaraskan kondisi peserta didik. 6) Continoue learning, guru dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat. 7) Resilience, ketika guru tidak berhasil dalam pembelajaran hendaknya tidak menyerah, melainkan menjadi pribadi yang terus optimis dan terbuka. 8) Ethiacal maturity, guru menyelaraskan antara spiritualitas dirinya dengan peserta didik. “Keberhasilan pembelajaran itu terletak di guru, kemudian kurikulum, sisanya di sarana dan prasarana,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Tenaga Kependidikan (KSPSTK), Kemendikbudristek, Dr. Praptono, M.Ed mengatakan bahwa kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang memberikan kebebasan bagi para kepala sekolah, tenaga pengajar. Dengan kebebasan itu, guru tidak hanya dituntut untuk menghabiskan materi saja, tetapi memberikan pengalaman belajar yang menstimulasi potensi, minat-bakat siswa.
Terdapat enam strategi dalam implementasi kurikulum merdeka. Pertama, guru dan kepala sekolah belajar melalui platform merdeka mengajar. Kedua, guru dan kepala sekolah dapat belajar melalui seri webinar.
Ketiga, guru dan kepala sekolah belajar melalui komunitas belajar. Keempat, guru dan kepala sekolah dapat menggali informasi yang dibutuhkan melalui pusat layanan bantuan kemendibudristek, dan yang terakhir yakni guru dan kepala sekolah dapat berkolaborasi dengan mitra pembangunan implementasi kurikulum merdeka. Kegiatan ini diikuti peserta dari berbagai fakultas dan kampus. Adapun sebagai moderator adalah Wida Wulandari, S.Pd., M.Pd. [HUMAS UNESA]
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Foto : Dokumentasi riska Umami
Share It On: