www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya—Fakultas Basaha dan Seni mengadakatn Seminar Kebudayaan Nasional di Auditorium FBS Unesa, Rabu (26/07). Seminar ini merupakan rangkaian acara dari ILMIBSI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra Se-Indonesia) IX.
Seminar ini mengangkat tema tentang Integrasi Budaya untuk Mewujudkan Indonesia Sentris dimateri oleh Prof. Kacung Marijan Drs, MA., Ph.D yang merupakan guru besar Universitas Airlangga dan pernah menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan. Selain itu pula juga dimateri oleh Prof. Setya Yuwana Sudikan yang juga Guru Besar Unesa.
Kacung Marijan menampilkan presentasi dengan judul Politik Kebudayaan dan Kebudayaan Politik. Guru besar Unair ini menjelaskan kepada mahasiswa yang hadir bahwa mahasiswa adalah masa depan, bangsa yang besar tidak hanya memikirkan masa lalu tetapi juga memikirkan masa depan. Kebudayaan merupakan salah satu aset Negara yang bisa menghasilkan para penerus yang dinamis dan kreatif.
Menurutnya, kebudayaan dikembangkan oleh dua hal yakni, dikembangkan pasar dan dikembangkan Negara. Indonesia memiliki banyak kekakyaan-kekayaan budaya dan alam, tetapi orang Indonesia masih minim yang mengelola dan memanfaatkannya. Kacung juga menegaskan, walaupun Unesa sebagian besar mencetak pendidik, juga harus mempunyai bekal tentang kebudayaan.
Di sesi kedua ini Setya Yuwana mempresentasikan berkenaan tentang integrasi budaya untuk mewujudkan Indonesia Emas Era Globalisasi. Dalam salah satu slide presentasi disebutkan bahwa globalisasi budaya ada tiga yakni, proses demokratis; kemajuan teknologi komunikasi; dan dunia yang terbuka.
Ditengah-tengah penjelasannya pak Yuwana mengungkapkan “Berbeda tidak harus gontok-gontokan,”. Menurutnya, Indonesia saat ini banyak terjadi gejolak, maka sebagai mahasiswa harus pandai-pandai menyikapi permasalahan yang terjadi. Seminar kebudayaan ini ditutup dengan Talkshow Kebudayaan yang disampaikan oleh Cak Taufik Monyong yakni, Dewan Kesenian Jawa Timur. (Mira/EM)
Share It On: