www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Universitas Negeri Surabaya bersama Universitas Negeri Malang dan National Dong Hwa University menggelar Taiwan-Indonesia Sport Academic Seminar pada Sabtu, (09/10/21). Kegiatan tersebut dihadiri Rektor UNESA Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., dan Rektor National Dong Hwa University Prof. Han-Chien Chao, Ph.D. Selain iu, ada Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang dan Prof. MA. Yuan-Ron, Dean of The OIA National Dong Hwa University.
Sementara sebagai pembicara yaitu 1) Prof. Te Hung Tsao dari National Sun Yat-sen University, 2) Dr. Chung Bing Yang dosen National Dong Hwa University, 3) Dr. Heryanto Nur M, S.Pd., M.Pd dosen UNESA, 4) M. Arif Al Ardha, S.Pd., M.Ed juga dosen UNESA, 5) Kurniati Rahayuni, S.Psi., M.Psi., P.hD., dosen UM, dan 6) Febrita Paulina H, S.Pd., M.Pd., dosen UM.
Pada kesempatan ini, Te Hung Tsao menyampaikan dampak dari latihan aerobik pada faktor kardiometabolik dengan intensitas sedang terhadap kinerja kekuatan jantung. “Latihan merupakan obat nonfarmasi yang disarankan. Resep latihan untuk orang dewasa 150 menit per minggu pada intensitas sedang,” tuturnya.
Ia melanjutkan, gaya hidup yang sibuk membuat aktivitas fisik dan waktu olahraga berkurang. Serta kelebihan berat badan dan obesitas sehingga kecenderungan yang tak dapat dihindari seperti penuaan pengurangan otot dan tulang. Latihan yang dapat dilakukan menurut Te Hung Tsao adalah dengan satu sesi lengkap latihan. “Latihan berjalan-jalan gerak badan menggunakan waktu yang sedikit untuk rutin bisa dengan latihan aerobik dan latihan perlawanan,” terangnya.
Sementara itu, beberapa penelitian telah membandingkan satu latihan pertarungan dengan beberapa periode latihan perlawanan mengenai metabolisme dan kinerja kekuatan wanita, terutama bagi wanita yang lebih tua. Te Hung Tsao mendesain tiga kelompok eksperimen. Satu sesi tunggal (OS), beberapa sesi (MS), grup kontrol (CON) dengan 3 hari latihan tidak berturut-turut. OS bisa satu pertarungan perhari, MS tiga serangan latihan perlawanan perhari bisa pada pagi hari, tengah hari, atau menjelang malam. Sementara untuk CON untuk mempertahankan gaya hidup.
“Hasilnya, beberapa periode latihan perlawanan menunjukkan peningkatan dalam lipid darah dan kinerja kekuatan tubuh bagian atas mirip dengan satu sesi perlawanan. Namun, satu pertarungan latihan perlawanan lebih unggul dari beberapa serangan latihan perlawanan dalam kinerja kekuatan maksimalkan tubuh”, paparnya.
Dia juga menambahkan, jika efek latihan aerobik pada faktor kardiometabolik berupa peningkatan yang serupa. Dibandingkan dengan studi gerak badan akrobatik dan faktor-faktor risiko yang sama adalah sedikit. “Penelitian lebih lanjut harus menyelidiki perbandingan antara lawan aerobik. Tentunya, latihan perlawanan dengan model yang berbeda,” ucapnya. (Madina/zam)
Share It On: