www.unesa.ac.id
UNESA.ac.id, SURABAYA-Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melaksanakan Kuliah Perdana dan Pengenalan Kampus tahun akademik 2022/2023 secara daring dan luring di Gedung CPD, Pascasarjana, UNESA Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Jumat, 2 September 2022.
Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Wasis, M.Si., menyampaikan bahwa jumlah pendaftar terus meningkat. Tahun akademik 2022 sudah ada sekitar 630 pendaftar di Pascasarjana. Angka ini terus berkembang karena pihaknya masih membuka periode pendaftaran kelas kerja sama hingga 17 September 2022. Dari jumlah itu, sudah 563 pendaftar yang diterima di gelombang 1, 2 dan 3.
“Sebagian masih ada yang berjuang mendapatkan beasiswa dan yang lain karena beberapa hal sehingga registrasi masih bisa dilakukan sampai 16 September 2022,” ucapnya.
www.unesa.ac.id
Ratusan Pendaftar, Ada Mahasiswa Luar
Dia menambahkan, tahun ini UNESA memfasilitasi lulusan terbaik S-1 semua prodi melalui beasiswa fresh graduate sebanyak 40 mahasiswa. Selain itu, juga bergabung mahasiswa KNB atau kemitraan negara berkembang dari Kamboja, Madagaskar dan Rwanda.
Ada juga yang saat ini masih mengurus izin belajar yaitu mahasiswa ISS (International Student Scholarship) dari Libya, Aljazair dan Timor Leste. Jumlahnya ada 4 orang.
“Semua mahasiswa internasional memang dibekali BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Mahasiswa KNB dan ISS punya peran memperluas rekognisi Indonesia di dunia internasional,” ucapnya.
Sementara itu, Prof Bambang Yulianto, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Akademik UNESA menyampaikan, perguruan tinggi negeri yang jumlahnya sekitar 123 itu dikelompokan ke dalam PTN Satker, PTN-BLU dan PTN BH.
“UNESA saat ini di kelompok PTN BLU dan tahun ini duduki peringkat pertama nasional liga BLU. Tidak terlalu lama lagi, UNESA menjadi PTN BH bersama empat kampus lainnya. Tinggal menunggu peraturan pemerintah. Mudahan tahun ini sudah ditandatangani presiden sehingga jumlah PTN BH tahun ini menjadi 21 PTN salah satunya UNESA,” bebernya.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Pada kesempatan itu, guru besar Linguistik FBS itu mengingatkan tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Mahasiswa level delapan KKNI atau magister dituntut mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset sehingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.
Sementara pada level sembilan KKNI atau program doktor mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi atau seni baru di dalam keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset sehingga menghasilkan karya yang kreatif, original dan teruji.
“Lulusan S-2 itu harus mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner. Sementara yang S-3 mampu memecahkan permasalahan melalui pendekatan inter, multi atau transdisipliner. Saya yakin teman-teman pasca UNESA bisa,” tandasnya.
www.unesa.ac.id
Merdeka Belajar dan Krisis Belajar
Sebagai pemateri kuliah perdana, Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristekdikti, Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D., menyampaikan bahwa Kemendikbudristek memiliki program besar.
Program yang menjadi tagline atau tajuk besar ini mencerminkan transformasi pendidikan yang tengah dikerjakan pemerintah di semua jenjang. Sejauh ini sudah ada 21 episode kebijakan utama merdeka belajar yang menyentuh semua aspek pendidikan. Cita-cita program ini yaitu mewujudkan pendidikan berkualitas untuk semua. Di dalamnya ada dimensi kualitas dan keadilan sosial.
“Kesempatan belajar itu bukan hanya menyediakan bangku dan akses, tetapi memastikan ketika anak ada di sekolah mereka bisa tumbuh dan berkembang. Kita pastikan stimulasi bisa mendorong mereka mengembangkan potensi terbaiknya,” tandasnya.
Ikhtiar tersebut untuk menyelesaikan krisis belajar yang sudah lama terjadi. Kondisi ini diperparah lagi adanya pandemi Covid-19 yang membuat angkat kehilangan belajar semakin signifikan. Selain itu juga terjadi kesenjangan belajar yang juga menjadi perhatian.
“Rapor pendidikan sebagai pendorong untuk mengatasi krisis belajar dan kesenjangan belajar ini yaitu peningkatan standar nasional pendidikan, kurikulum nasional, pelatihan guru dan kepala sekolah, asesmen nasional dan rapor pendidikan dan PBD. Ini tugas bersama termasuk mahasiswa S-2 dan S-3 juga punya peran penting,” tutupnya.
Kegiatan ini, dihadiri dihadiri Srikandi Indonesia yang memperoleh medali perak tahun 1988 cabor panahan, Wakil Ketua DPRD Jatim, jajaran kaprodi selingkung Pascasarjana, kepala lembaga selingkung UNESA dan mahasiswa. [HUMAS UNESA]
Penulis: Muhammad Haikal
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: