www.unesa.ac.id
UNESA.ac.id, SURABAYA-UNESA dianugerahi Kemendikbud Ristek sebagai perguruan tinggi terbaik dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal itu menjadi salah satu alasan UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan kerja ke UNESA pada Senin, 06 Desember 2021 di Gedung LP3 UNESA Kampus Lidah Wetan.
"Kunjungan kali ini untuk diskusi dan membahas babagaimana pengalaman UNESA menjalankan MBKM. UNESA selaku nominator pertama di Indonesia dalam penerapannya, oleh karena itu kunjungan ini sangat penting bagi kami,” ujar Wakil Dekan Tiga, Fakultas Syari'ah dan Hukum, UIN Walisongo Semarang, Dr. H. Ahmad Izzuddin M.Ag.
Pada kesempatan itu, rombongan UIN terdiri dari 14 personil dari kalangan dosen. Mereka disambut hangat jajaran Satuan MBKM, Pusat Pengembangan Pembelajaran, dan PLP UNESA. Adapun yang sharing program UNESA yaitu Dr. Muhamad Sholeh, M.Pd., selaku ketua satuan MBKM UNESA, Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd., selaku Kepala Pusat Pengembangan Pembelajaran UNESA, dan Dr. Titik Indarti, M.Pd., selaku ketua Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP).
Dr. Muhamad Sholeh, M.Pd., menjelaskan bahwa UNESA mendukung penuh program MBKM. Bentuk dukungan itu, UNESA langsung melakukan rekonstruksi kurikulum, sinergitas institusi dan industri luar dan dalam negeri, peningkatan kompetensi baik dosen, tendik maupun sistem. “Semuanya untuk mendukung implementasi MBKM UNESA agar lebih maksimal,” ujarnya.
MBKM memiliki delapan program, semuanya dapat dikonversi ke dalam mata kuliah sejumlah 20 SKS. Menanggapi hal tersebut, UNESA memiliki strategi dengan inovasi program mata kuliah (MK) untuk didaftarkan ke PD Dikti. Caranya, dengan mendesain MK pada internal terlebih dahulu, lalu apabila telah keluar nilai dari mahasiswa baru diunggah ke PD Dikti sehingga transkrip nilai mahasiswa berbeda-beda. “Apabila mahasiswa telah melampaui batas ikut serta MBKM, yakni 3 semester, maka nilainya dimasukan ke Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI),” tuturnya.
Kepala Pusat Pengembangan Pembelajaran UNESA, Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd. menjelaskan contoh inovasi MK yang didaftarkan PD Dikti seperti pada program KKN Tematik Asistensi Mengajar yang dikonversi ke 6 MK yaitu merancang program, mengembangkan perangkat, melaksanakan program, mengevaluasi program, mendesiminasi program, dan mengembangkan laporan. Hal yang sama dilakukan pada KKN Tematik lainnya seperti proyek desa dan kewirausahaan yang dibuatkan 6 MK dengan nama dan kode yang berbeda agar diterima saat didaftarkan di PD Dikti.
Dosen prodi yang menjadi tanggung jawab setiap program dilatih untuk mendampingi mahasiswa terkait MK baru yang dibuat. Satu kelompok dalam satu desa didampingi 7 dosen, 6 dosen mengajar MK dan 1 dosen sebagai pendamping akademik yang menyambungkan antara mahasiswa dan 6 dosen tersebut dengan birokrat. Dalam pelaksanaannya, dosen yang mengajar MK dapat mengajar dua MK. Satu dosen dapat mengajar 30-40 orang. Itu lebih menghemat keuangan lembaga, dan Badan Kredit Desa (BKD). “Sistem ini baru dan saya rasa semua perguruan tinggi di Indonesia belum ada yang menerapkannya,”
UNESA mengistilahkan kegiatan mahasiswa pada program MBKM dengan 2 pola; pertama, pola 4-1-2, artinya 4 semester di prodinya, 1 semester memilih prodi lain di dalam UNESA dan 2 semester di luar UNESA. Kedua, pola 6-0-2, artinya mahasiswa memilih 6 semester di prodinya tanpa memilih di luar. Keseluruhan sistem dan data internal maupun eksternal dikelola oleh Pusat Pengembangan Teknologi Informasi (PPTI). Pada ranah internal, UNESA memiliki sistem Virtual Learning UNESA (Vinesa), sedangkan pada ranah eksternal untuk mengurusi pertukaran mahasiswa program MBKM yang disebut Melisa.
Terkait pemahaman tentang Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP), Dr. Titik Indarti, M.Pd., menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan PLP tahun ini, UNESA meningkatkan koordinasi dengan dinas kota, kabupaten dan provinsi untuk penentuan lokasi. Lokasi PLP di wilayah kota, kabupten meliputi Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Jombang, dan Kediri. PLP tahun ini diikuti oleh angkatan 2018, 2017, 2016, 2015 berjumlah 2988 dan berlokasi di 179 sekolah baik TK, SD, SMP, SMA, SMK, PKBM/SKB.
Alur PLP dimulai dari divisi membuat ploting sekolah berdasarkan mapel dan kuota, lalu divisi menetapkan DPL dan Lokasinya, kemudian mahasiswa mendaftar di SIMPLP UNESA dan menghubungi DPL. Setelah itu mahasiswa akan mendapat pembekalan sebelum terjun ke sekolah. DPL koordinasi dengan sekolah sehingga saat terjun ke sekolah, mahasiswa bisa melakukan supervisi berupa pengantaran hingga pemulangan. Setelah melaksanakan kegiatan PLP mahasiswa dimimta untuk mengunggah laporan di SIMPLP, lalu DPL memvalidasi dan mengunggah nilai.
Setelah mendengar berbagai inovasi dan program MBKM di UNESA, Dr. H. Ahmad Izzuddin M.Ag., menyampaikan kesannya, "UNESA memang sesuai taglinenya Satu Langkah di Depan. Insya Allah UIN Walisongo Semarang berada di belakangnya pas,” ujarnya lalu tertawa ringan. Dia berharap UIN Walisongo Semarang, terutama Fakultas Syari'ah dan Hukum dapat menjadi kampus yang dapat mengikuti jejak UNESA dan menjadi target di PTKIN Kemenag pertama dan terdepan dalam hal inovasi. [Humas UNESA]
Reporter: Lukman
Editor: @zam*
Share It On: