www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Guna membangun skill mahasiswa disabilitas untuk mengimplementasikan teknologi asistif di era digital 4.0, Divisi Difabel Universitas Negeri Surabaya (UNESA) gelar Pelatihan Teknologi Asistif di Gedung Rektorat pada 23 September 2022.
Ketua Divisi Difabel UNESA, Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., dalam pembukaannya menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk memandu para mahasiswa penyandang disabilitas terkait tata cara menggunakan dan memanfaatkan fasilitas IT.
Selain itu ia menambahkan bahwa ke depan akan ada lebih banyak lagi program-program yang diusung untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan dan pelayanan kepada mahasiswa disabilitas. Terutama pada pengembangan penggunaan keterampilan bahasa isyarat terhadap relawan guna mendampingi mahasiswa tunarungu dan tunawicara agar terjalin relasi yang lebih baik.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja sama, Dr. Sujarwanto, M.Pd., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menambahkan bahwa pendampingan ini penting bagi UNESA sebagai kampus yang ramah disabilitas. UNESA konsen dan akan terus meningkatkan mutu melalui pendekatan-pendekatan dan kerja sama dengan para difabel. “Teman-teman disabilitas harus tetap semangat! Jangan rendah diri ataupun minder,” ucapnya.
Pada pemaparan materi yang disampaikan dosen PLB UNESA, Diah Ekasari, M.Pd., menyampaikan seputar cara membimbing mahasiswa disabilitas untuk menggunakan aksesibilitas website SSO (SIM TEP) bagi mahasiswa baru dan (SIM YUDISIUM) bagi mahasiswa yang nilai skripsinya sudah keluar.
Dalam materi TEP ia memberikan arahan terkait bagaimana memahami proses registrasi, pembayaran, jadwal pelaksanaan tes, tata tertib tes, hingga pada proses pemanduan pengerjaan tes. Begitu pula dengan penyuluhan tata cara penggunaan SIM YUDISIUM, dari tata cara login hingga ke tahap persyaratan pendaftaran yudisium.
Aktivis tunanetra, Titik Muliani, S.Pd., menambahkan bagaimana cara mengakses vinesa bagi mahasiswa disabilitas guna mengetahui sistematika pembelajaran mata kuliah, tata cara absen perkuliahan dan mengakses materi atau tugas keseharian.
Relawan PSLD 2020, Faizur Rahmatin dalam materinya yang tak jauh beda dengan ketua Divisi Difabel UNESA, yakni bagaimana perkembangan sarana dan prasarana untuk mahasiswa disabilitas mampu memenuhi kebutuhan mereka selama proses belajar.
“Terutama kebutuhan akan mahasiswa tunarungu yang masih kurang akan audio teks dalam pembelajaran, ditambah dengan kurangnya jumlah guru juru bahasa isyarat membuat mereka kerepotan dalam menafsirkan bahasa isyarat,” ucapnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: