www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Stunting menjadi perhatian pemerintah, pasalnya angka prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 24,4 persen. Artinya, hampir 1 dari 4 balita mengalami stunting. Data ini berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan 2021.
Kasus stunting juga menjadi perhatian khusus mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Kabupaten Nganjuk, khususnya di Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso.
“Angka stunting di sini masih lumayan, karena itu kita buat program khusus pencegahan stunting, tentu menggandeng pemerintah desa (pemdes) dan kecamatan setempat,” ujar Nanda Faradila Putri, mahasiswa S-1 Ilmu Gizi.
Dia melanjutkan, kelompok mereka terdiri dari 15 mahasiswa yang menjalankan KKN-T tema Kemanusiaan di desa tersebut. Program unggulannya yaitu fokus ke edukasi dan penanganan stunting dengan menggandeng dinas kesehatan setempat dan BKKBN. Permenkes menjadi acuan utama dalam melakukan edukasi.
“Untuk edukasi ini kita memiliki sasaran utama seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak usia di bawah dua tahun (Baduta),” paparnya.
M. Ikhsan Sanubari, mahasiswa S-1 Teknik Sipil yang ikut serta dalam KKN-T tersebut menyebutkan edukasi yang dilakukan tidak hanya sekedar ceramah, tetapi juga membagikan pedoman untuk pencegahan stunting dalam bentuk buku saku dan brosur. “Tetapi kita juga harus menyesuaikan sasaran yang diberikan agar efektif,” paparnya.
Ikhsan menyebutkan edukasi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Selain edukasi, mereka juga menggagas kegiatan pendukung seperti perlombaan di media sosial untuk mendukung gerakan masyarakat hidup sehat atau Germas.
Pada kesempatan lain, Nanda mengatakan selain di pencegahan mereka juga fokus pada pendampingan dan penanganan. Ia menjelaskan, untuk penanganan kita bakal analisis seperti pengukuran dan cari tau permasalahan lain. “Gejala yang sering dijumpai itu biasanya pertumbuhan anak yang tidak sesuai dan tentunya itu berdasarkan analisis yang bersumber dari Permenkes,” tambahnya.
Selain itu, dalam program KKN yang berlangsung hingga Desember 2022 itu mereka juga memiliki sejumlah program kerja lain seperti penggalian potensi bahan pangan yang bisa menjadi bahan makanan pendamping ASI. “Ini sebagai upaya agar pertumbuhan balita bisa normal sesuai harapan,” ucapnya.
Mereka berharap dengan kolaborasi dan sinergi tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat serta memperhatikan faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan balita. “Menurut kami semua berawal dari kesadaran masyarakat yang harus terus diberikan pemahaman dan edukasi,” tutup Nanda. [HUMAS UNESA]
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Kelompok KKN-T Kemanusiaan
Share It On: