Anak-anak di Lembaga Penyantun Anak Yatim (LPAY) Baitussalam Surabaya menunjukkan karya mereka usai belajar meronce manik-manik bersama tim mahasiswa Pemasaran, PPG Prajabatan UNESA.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Anak-anak Lembaga Penyantun Anak Yatim (LPAY) Baitussalam Surabaya belajar membuat manik-manik bernilai ekonomi bersama tim mahasiswa PPG Prajabatan 2023 UNESA.
Kegiatan pelatihan meronce manik bernilai ekonomi ini diinisiasi tim mahasiswa prodi Pemasaran yang terdiri dari Isna, Dani, Lisa, Firdo, Memey, dan Rofiq.
Bagi mereka, kegiatan ini penting untuk menumbuh-kembangkan potensi dan kreativitas anak-anak yang ada di LPAY tersebut. "Kreativitas itu harus dilatih dan dibiasakan sejak dini, itulah tujuan kami dengan kegiatan ini," ucap Lisa atau Kholisatul Mar’ah selaku ketua tim.
Selain itu, seni yang merupakan tradisi Jawa Timur ini dapat membantu merangsang perkembangan saraf motorik halus anak. Memasukkan benang atau tali ke dalam lubang benda untuk membuat kesatuan pola bisa merangsang saraf motorik, melatih kesabaran, dan konsentrasi anak.
"Selain manfaatnya tersebut, seni meronce manik ini juga punya manfaat secara ekonomi di mana manik-manik yang dihasilkan bisa menjadi produk seperti kalung, gelang, hingga tasbih," beber Lisa.
Kegiatan ini disambut antusias anak-anak di LPAY Baitussalam Surabaya, termasuk para pengurusnya. Ketua LPAY Baitussalam Surabaya, Kusmining menyampaikan terima kasih atas kegiatan tersebut.
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting diselenggarakan bahkan dirutinkan. Anak selain bisa belajar tentang keterampilan seni, mereka juga tampak senang melakukannya.
"Meronce manik-manik bikin anak-anak senang, apalagi dari itu mereka bisa menghasilkan karya dan bisa dijual. Anak-anak bisa lebih percaya diri mengembangkan potensi dan termotivasi untuk terus berkarya," ucapnya. []
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi tim mahasiswa Pemasaran PPG Prajabatan 2023 UNESA
Share It On: